Pelajar, mahasiswa dan pemuda Katolik Dekenat Pegunungan Tengah di kota Jayapura, Papua, menyampaikan permintaan dan tuntutannya kepada pemimpin tertinggi umat Katolik di Vatikan, Paus Fransiskus, tentang empat uskup harus imam orang asli Papua. (Dok. IPMPKDPT)
adv
loading...

SORONG, SUARAPAPUA.com — Seperti halnya Keuskupan Jayapura, empat keuskupan lain di Tanah Papua harus dipimpin imam orang asli Papua. Demikian permintaan dan tuntutan dari Ikatan Pelajar Mahasiswa Pemuda Katolik Dekenat Pegunungan Tengah (IPMPKDPT) kota Jayapura, Papua, disampaikan kepada pemimpin tertinggi umat Katolik di Vatikan, Paus Fransiskus.

Empat keuskupan tersebut yakni Keuskupan Agung Merauke, Keuskupan Asmat, Keuskupan Timika, dan Keuskupan Manokwari Sorong.

Christovel Daby, ketua IPMPKDPT kota Jayapura, mengatakan, sudah waktunya imam orang asli Papua untuk memimpin empat keuskupan regio Papua.

“Kami meminta kepada Yang Mulia Paus Fransiskus untuk mengangkat imam asli Papua sebagai uskup di empat keuskupan di Tanah Papua,” kata Christovel dalam video singkat yang diterima Suara Papua, Sabtu (27/12/2024).

Baca Juga:  Pendidikan Gratis dan Makan Bergizi Gratis Sama Penting

Christovel berpendapat, dalam wilayah gerejawi di Tanah Papua sudah banyak imam OAP yang telah memenuhi syarat untuk menjadi Uskup di beberapa keuskupan sebagaimana keuskupan Jayapura.

ads

“Saat ini orang asli Papua sudah banyak imam yang mampu menggembalakan umat di Tanah Papua, maka kami memohon agar Paus Fransiskus mengangkat uskup baru harus imam asli Papua,” ujarnya.

Menanggapi hal itu, Markus Haluk, salah satu senior IPMPKDPT menyatakan mendukung aspirasi mahasiswa Katolik.

Menurutnya, sejak tiga keuskupan Agung Merauke, Jayapura, dan Manokwari Sorong berdiri pertama pada 1966, kemudian bertambah dua keuskupan yaitu Agats dan Timika memang belum pernah imam asli Papua menjadi uskup.

Baca Juga:  Argumen Minimnya SDM Dalam Seleksi Anggota DPR Papua Pegunungan Dinilai Diskriminatif

“Tuntutan dan harapan mahasiswa dan umat Katolik Papua supaya empat keuskupan ini juga pastor asli Papua diangkat sebagai Uskup wajib ditindaklanjuti oleh para Uskup saat ini dan didengarkan oleh tahta suci Vatikan,” kata Haluk.

Markus Haluk berharap pada 2025 ada kabar baik untuk imam asli Papua di keuskupan Agung Merauke. Sebab, uskup saat ini akan memasuki masa pensiun pada 2025. Demikian juga uskup Asmat yang akan memasuki masa pensiun tahun 2025. Karena sesuai hukum Kanonik, Uskup akan mengundurkan diri pada usia 75 tahun.

Baca Juga:  Nawipa Minta Regulasi Kelola Dandes Lebih Bermanfaat Bagi Masyarakat Papua

“Untuk keuskupan Timika, setelah Uskup John Philip Saklil meninggal dunia pada tanggal 3 Agustus 2019, sampai saat ini sudah lima tahun masih kosong. Jadi, tahun 2025, di tiga keuskupan ini sangat mendesak. Sementara, keuskupan Manokwari Sorong Uskup Datus Lega akan memasuki pensiun tujuh tahun kemudian,” jelasnya.

Kata Markus Haluk, mengangkat uskup orang asli Papua di empat keuskupan itu akan menjadi kado 130 tahun Gereja Katolik berkarya di Tanah Papua sejak tahun 1894.

“Imam asli Papua diberikan kesempatan jadi uskup di empat keuskupan itu merupakan kado bagi umat Katolik di Tanah Papua,” pungkasnya. []

Artikel sebelumnyaNatal di Papua: Ribuan Orang Mengungsi, Pasukan Militer Bertambah
Artikel berikutnyaDua Film Dokumenter Tentang Serangan Brutal di Kiwirok Mendunia