NABIRE, SUARAPAPUA.com — Orientasi Kewartawanan dan Keorganisasian (OKK) diadakan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) provinsi Papua Tengah, Rabu (26/6/2024), bertujuan memberikan pemahaman yang mendalam tentang sejarah pers dan esensi organisasi profesi jurnalis setelah hadir di Nabire sejak beberapa waktu lalu.
Kegiatan OKK diadakan di aula Radio Republik Indonesia (RRI) Nabire, yang diikuti 44 wartawan dari berbagai media massa.
“OKK merupakan kelanjutan dari kegiatan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang telah dilaksanakan dan kita ikuti sekitar tiga bulan lalu di sini [Nabire],” kata Arnold P Saudila, ketua panitia OKK, saat menyampaikan laporannya.
OKK menurutnya sangat penting bagi wartawan agar semakin memahami etika dan profesionalisme dalam aktivitas jurnalistik.
“Mendapat sejumlah pengetahuan baru melalui OKK, sehingga kapasitas kita semakin meningkat dan itu akan terlihat dari kualitas pemberitaan melalui media masing-masing,” ujar Saudila.
Yermias Degei, kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) kabupaten Nabire, diwakili sekretarisnya, Davidson Manuaron, membuka resmi kegiatan OKK, mengapresiasi pengurus PWI Papua Tengah yang berjuang meningkatkan profesionalisme wartawan di wilayah provinsi Papua Tengah.
“Luar biasa, PWI sudah menyatukan semua wartawan. Ini satu kegiatan yang bertujuan baik bagi wartawan agar semakin profesional dalam menyampaikan informasi kepada publik. Tentunya wartawan adalah mitra pemerintah dalam memberitakan informasi positif dan pengetahuan kepada semua pihak,” tutur Manuaron.
PWI sebagai organisasi resmi mitra pemerintah, harap Manuaron, dapat berkontribusi besar dalam penyampaian berita dan informasi publik sekaligus membangun sinergitas dalam rangka mendukung pembangunan daerah.
Sementara itu, Lamberth Palaklely, ketua PWI Papua Tengah, mengatakan, setelah UKW, lanjutannya adalah kegiatan OKK ini merupakan syarat mutlak sebelum resmi menjadi anggota PWI.
“UKW dilanjutkan dengan OKK pada hari ini sifatnya wajib agar keanggotaannya dinyatakan resmi. Dua kegiatan ini sangat penting untuk menambah wawasan kewartawanan dan keorganisasian profesi wartawan sesuai dengan Undang-undang Pers yang sudah ditetapkan dan berlaku sampai sekarang,” jelas Lamberth.
Bambe, sapaan akrab Lamberth Palaklely, mengajak peserta OKK dapat mengikuti setiap pemaparan materi dari sejumlah narasumber.
Selain Lamberth Palaklely menguraikan sejarah PWI, hadir secara daring dua narasumber dalam OKK ini, yakni Hans Alvaro Bisay, ketua PWI provinsi Papua, memaparkan materi seputar peraturan dasar (PD) dan peraturan rumah tangga (PRT) PWI, serta Abdul Munib, wartawan senior Papua yang kini ketua lembaga kajian ilmiah PWI pusat, menyajikan materi kode etik jurnalistik (KEJ).
Diselingi sesi diskusi panel di setiap materi bersama narasumber.
Selanjutnya para peserta diberikan sejumlah pertanyaan tertulis yang dikumpulkan untuk dikirim ke PWI pusat. Kemudian, terakhir tugas menulis berita tentang kegiatan OKK yang diterbitkan di media masing-masing.
Penyerahan sertifikat OKK kepada tiga peserta, Theresia F Tekege (Cenderawasih Pos), Sitti Hawa (nabire.net) dan Jiro Nussy (terasweisiho.com) oleh Suroro Miswan, pengurus PWI provinsi Papua Tengah, serta penjelasan mengenai rencana keikutsertaan dalam Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas) mengakhiri rangkaian kegiatan OKK selama sehari. []