BeritaFreeport Sedang Menunggu Persetujuan Vaksin Gotong Royong dari Kemenkes

Freeport Sedang Menunggu Persetujuan Vaksin Gotong Royong dari Kemenkes

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Hingga kini Kementerian Kesehatan belum menjawab surat manajemen PT. Freeport Indonesia terkait pemesanan vaksin mandiri yang diperuntukan bagi karyawan dan keluarga yang bekerja di perusahaan tambang tersebut.

Vice Presiden PTFI Bidang Hubungan Pemerintahan Jonny Lingga kepada awak media, Selasa (23/3/2021) mengatakan, saat ini PTFI sedang berusaha agar bisa segera mendapatkan vaksin Covid-19 yang dikategorikan sebagai vaksin gotong royong atau vaksin mandiri.

Kata Jonny, pihaknya sudah menghubungi dan berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan, bahkan bersurat langsung kepada Bio Farma, perusahaan yang ditunjuk pemerintah sebagai distributor.

Baca Juga:  PMKRI Kecam Tindakan Biadap Oknum Anggota TNI Siksa Warga Sipil di Papua

Dimana didalam surat tersebut PTFI bermaksud memesan 70 ribu dosis untuk dua kali suntikan bagi 30 ribu karyawan dan keluarga, baik Freeport maupun Kontraktor. Bahkan pihaknya juga meminta tambahan jika diperbolehkan.

Rencananya PTFI juga ingin memesan untuk penduduk di area kerja PTFI, seperti di Banti dan sekitarnya. Namun hingga kini, belum ada jawaban pasti mengenai maksud PTFI tersebut.

Baca Juga:  Sebanyak 127 Peserta Memulai Program Pelatihan di Institut Pertambangan Nemangkawi

“Dari informasi yang kami dapatkan dari zoom meeting berapa waktu lalu, memang belum datang vaksinnya karena vaksin yang disediakan untuk gotong royong ini bukan vaksin sinovac, tapi Sinopharm, dan Moderna. Saat ini dua jenis dan itu juga baru akan datang kuartal kedua tahun ini,” jelas Jonny sebagaimana disiarkan seputarpapua.com.

Meski demikian, lanjut Jonny, koordinasi terus dilakukan baik internasional SOS kemudian melalui Mind ID, kementerian BUMN dan terakhir yang akan menjadi penentu adalah Kemenkes.

Baca Juga:  Aktivitas Belajar Mengajar Mandek, Butuh Perhatian Pemda Sorong dan PT Petrogas

“Itu yang kita harap supaya pemerintah bisa cepat melakukannya, sambil menunggu persediaan tanggal pasti ada barangnya kita sudah siapkan beberapa persiapan logistiknya seperti untuk sinopharm ini harus disimpan pada suhu -2 dan – 3 derajat Celcius, kemudian untuk yang moderna harus disimpan pada suhu minus 20 derajat Celcius, Logistiknya sudah kita siapkan termasuk tenaga tenaga yang akan melakukan vaksinasi nanti yaitu dari internasional SOS,” katanya.

 

Editor: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

Anggota DPRP Usulkan Beberapa Rute Penerbangan Perintis di Papua Tengah

0
"Sesuai dengan pemantauan kebutuhan masyarakat akan sarana transportasi perintis, saya menemui Direktorat Angkutan Udara di Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan RI, demi mendorong adanya trayek baru dengan titik operasional dari Nabire untuk penerbangan perintis pada tahun 2025," kata ketua Kelompok Khusus (Poksus) DPR Papua.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.