Tanah PapuaMeepagoPolisi Temukan Fakta Baru Dalam Rekonstruksi Pembunuhan dan Mutilasi 4 Warga Sipil...

Polisi Temukan Fakta Baru Dalam Rekonstruksi Pembunuhan dan Mutilasi 4 Warga Sipil di Timika

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Penyidik telah melakukan rekonstruksi pembunuhan dan mutilasi 4 warga sipil asal Nduga Papua di Kabupaten Mimika, Papua, Sabtu (3/9/2022).

Dalam rekonstruksi kasus pembunuhan disertai mutilasi itu juga dihadiri Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Komnas HAM dan Kejaksaan.

“Dalam rekonstruksi ada 50 adegan di 6 TKP,” kata Kapolres Mimika, AKBP I Gede Putra kepada media usai rekonstruksi di Distrik Iwaka, Sabtu (3/9/2022), sebagaimana dilansir dari seputarpapua.com.

Baca Juga:  Kebijakan Populis Bupati Dogiyai Menghormati Pangan Lokal Diapresiasi

Kapolres I Gede Putra mengatakan, dalam rekonstruksi ini pihaknya berusaha memenuhi apa yang menjadi harapan masyarakat untuk bisa mengungkap kasus ini dengan cepat dan transparan.

Ia mengakui, penyidik menemukan fakta baru dan akan ditindaklanjuti dengan melakukan pemeriksaan tambahan.

“Dari rekonstruksi ini sudah bisa kita buka dengan jelas mulai tahap perencanaan lokasinya, di mana tahap pelaksanaan sampai dengan akhir pembakaran. Kemudian pembagian hasil kejahatan yang mereka peroleh,” ungkap Kapolres.

Baca Juga:  Marc Neil-Jones, Perintis Media di Vanuatu Meninggal Dunia

Rekonstruksi dimulai di TKP pembunuhan di jalan Budi Utomo Ujung, kemudian di lanjutkan ke TKP kedua tempat para tersangka mengisi bensin dan mencari karung di kios sebelum SPBU Nawaripi.

Selanjutnya ke TKP perencanaan aksi di gudang APL di Kampung Mawokauw (Nawaripi), TKP depan markas Brigif, TKP mutilasi di jalan Logpon dan terakhir TKP pembakaran mobil di lokasi galian C Distrik Iwaka.

Baca Juga:  Sertijab Bupati Paniai, Martha Pigome: Setiap Pemimpin Ada Masanya

Terkini

Populer Minggu Ini:

Dinilai Tabrak Aturan, Aktivis di PBD Soroti Kebijakan Walkot Sorong

0
"Jangan-jangan ada penyimpangan dan penyalahgunaan kekuasaan di sini. Hal ini bisa jadi bara api. Orang Papua sudah cukup sabar, tapi kalau hak dasarnya terus diabaikan, jangan salahkan kalau ada reaksi. Pemerintah harus peka, ini soal martabat dan keadilan bagi kami."

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.