ArsipSewa Helikopter Untuk Angkut Mobil Dari Timika ke Ilaga Rp. 250-300 Juta

Sewa Helikopter Untuk Angkut Mobil Dari Timika ke Ilaga Rp. 250-300 Juta

Senin 2015-08-17 01:38:07

PUNCAK PAPUA, SUARAPAPUA.com — Apron Bandara Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, tiba-tiba ramai saat sebuah helikopter MI-171 mendekat. Belasan porter yang mayoritas penduduk asli setempat mengerubungi heli tersebut.

Ternyata ada yang menarik perhatian di Ibukota Kabupaten Puncak ini, Jumat (14/7/2015). Helikopter tersebut membawa sebuah mobil dari Timika, Papua.

Hal yang sangat mencengangkan adalah, biaya angkut mobil untuk sewa helikopter dari Timika ke Ilaga hampir seharga dengan satu mobil kelas menengah, yakni kisaran Rp 250-300 juta.

“Kita bawa mobil baru dari bawah untuk operasional di Ilaga. Karena di sini memang sedang ada pembangunan untuk RS dan yang lain,” ungkap Bupati Puncak, Willem Wandik, seperti ditulis detiknews.com.

 
“Biayanya sama seperti beli mobil baru, Rp 250 juta. Kadang sampai Rp 300 juta. Kalau mau punya mobil di Puncak harus punya uang 2 kali harga belinya,” sambung Wandik.

Mobil yang dibawa kali ini berjenis Ford Ranger menggunakan heli charteran dari Pegassus Air. Kondisi di Puncak memang memerlukan kendaraan untuk medan berat mengingat berada di daerah pegunungan.

 
Tiga crew heli asal Rusia dibantu oleh masyarakat dan personel Paskhas TNI-AU awalnya agak kesulitan mengeluarkan mobil dari dalam heli. Dengan strategi, akhirnya mobil dan beberapa barang lainnya bisa dikeluarkan.

Biasanya jika ukuran lebih besar dan tidak bisa dimasukkan ke dalam badan helikopter, mobil akan diangkut menggunakan sling dan tergantung di luar. Alat-alat berat untuk pembangunan di Puncak beberapa sudah dibawa Bupati Willem Wandik sebelumnya.

 
Bisa dibayangkan, betapa besar biaya yang perlu dikeluarkan. Alat berat yang dibeli hanya Rp 1,5 M, namun biaya angkutnya mencapai Rp 5 M.

Sang Pilot Helikopter, Igor, mengaku tidak tahu menahu mengenai administrasi pembayaran charter. Namun ternyata Igor sudah cukup sering datang ke Ilaga dan distrik di Kabupaten Puncak lainnya mengantar barang-barang.

Lalu apakah Igor yang asli dari Rusia itu merasa berat dengan penugasannya kali ini? Terutama dengan kondisi geografis dan juga konflik masyarakat yang ada di Puncak.

“Saya sudah 8 bulan di sini. Saya tidak merasa berat, justru saya menemukan di sini itu cool (keren). Untuk bahaya atau tidaknya, mungkin karena saya kalau ke Ilaga hanya saat take off dan landing, jadi tidak merasakannya. Tetapi saya dengar tentang cerita adanya pemberontak,” ucap Igor saat berbincang sebelum kembali ke Ilaga.

Geografis di wilayah Kabupaten Puncak memang cukup berat, sementara transportasi saat ini hanya bisa menggunakan pesawat perintis dan helikopter. Itulah yang membuat segala keperluan ataupun barang-barang di Puncak harganya selangit.

Seperti BBM jenis premium yang dijual Rp50 ribu/liter, lalu air mineral kemasan kecil Rp15 ribu, ukuran sedang Rp25 ribu, dan yang besar Rp60 ribu.

 

Kemudian 1 ekor ayam di Ilaga harganya bisa mencapai Rp90-100 ribu, minyak goreng kemasan 1 liter Rp50 ribu.

Untuk itu, Pemda Puncak sangat berharap agar pemerintah pusat bisa membantu untuk membuka jalur darat melalui jalan Timika-Grasberg milik Freeport.

 

Kemudian jalan bisa berlanjut dari Grasberg sampai ke Ilaga dengan membangun jalan sekitar 80 km. Jika logistik bisa menggunakan jalur darat, maka harga-harga tidak lagi akan semahal seperti saat ini.

 

OKTOVIANUS POGAU

 

Terkini

Populer Minggu Ini:

Masyarakat Adat Malind Anim Ucapkan Terima Kasih Kepada Uskup Keuskupan Timika

0
Ucapan terimakasih dari kami, umat Katolik dan masyarakat adat Malind Anim Kondo - Digoel (Keuskupan Agung Merauke) kepada Uskup Terpilih Keuskupan Timika. Kepada yang terhormat, yang mulia, Mgr. Dr. Bernardus Bofitwos Baru di Timika.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.