NABIRE, SUARAPAPUA.com — Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Wilayah Nabire menghimbau kepada seluruh masyarakat asli Papua di sepanjang Teluk Cenderawasih dan di seluruh Wilayah adat Meepago agar tetap bersatu teguh dalam tali komando perjuangan Papua Merdeka.
Hal tersebut disampaikan Ketua KNPB Wilayah Nabire, Andi Yeimo pada, Sabtu, (20/7/2019) yang berkaitan dengan penyebaran isu propaganda oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk pecah belah persatuan dan kesatuan dalam memperjuangkan kemerdekaan Papua Barat.
“Misalnya soal isu pemekaran Provinsi Papua Tengah yang hangat dibicarakan. Isu ini kami pandang sebagai bentuk kesengajaan Indonesia untuk giring pola pikir semua orang Papua di Nabire dan di daerah Wilayah Meepago agar saling debat, sehingga membuat kita lupa akan persoalan yang sebenarnya, yang sedang diperjuangkan seluruh orang Papua untuk merdeka,” kata Yeimo di Nabire.
Untuk itu katanya, pihaknya atas nama media rakyat Papua menghimbau kepada seluru rakyak Teluk Cenderawasih dan secara umum di Wilayah adat Meepago agar;
Pertama tidak terpengaruh dengan situasi propoganda yang dibangun sengaja oleh sekelompok orang Papua yang hanya mau merusak perjuangan.
Kedua, tidak terpengaruh dengan organisasi tandingan yang dibangun orang yang statusnya tidak jelas yang hanya memperpanjang perjuangan.
Ketiga, semua orang Papua di Teluk Cenderawasih untuk bersiap untuk menjemput mogok sipil sebagai agenda nasional perjuangan.
Keempat, jangan ada perbedaan suku antara pantai, gunung, Dani, Moni, Paniai, wate dan seterusnya, sebab semua orang Papua adalah satu. Semua suku harus bersatu bergandengan tangan, melihat ancaman kolonial kapitalis serta borjuis di Wilayah Teluk Cenderawasih Nabire dan umumnya Meepago.
Kelima, Allah menginginkan agar tetap selalu bersatu. Alam Papua menginginkan harus membebaskan alam dan manusia Papua.
Yeimo berharap, himbauan yang disampaikannya ini dapat diingat dan diteruskan (sampaikan) kepada semua orang Papua yang ada di wilayah Teluk Cenderawasi Nabire dan Meepago.
Pewarta: Stevanus Yogi
Edtor: Arnold Belau