PANIAI, SUARAPAPUA.com — Pemerintah kabupaten Paniai diminta harus menyampaikan informasi terkait jumlah pasien hasil pemeriksaan Rapid Test secara terbuka dan langsung kepada masyarakat Paniai.
Hal ini sebab isu jumlah pasien tersiar belakangan banyak membuat masyarakat kebingungan.
“Hampir semua masyarakat Paniai sampai sekarang masih bingung mana yang benar dengan jumlah pasien yang ada. Ini karena informasi tersiar banyak dari berbagai pihak,” ucap Allo Yeimo, tokoh pemuda Paniai, Sabtu (9/5/2020), kepada suarapapua di Enarotali.
Berbagai pihak tersebut, sebut Yeimo, anggota keamanan TNI/Polri, Sat Pol PP dan suster-mantri yang bekerja di Rumah Sakit Madi.
“Tim Covid-19 bilang sekian tapi pihak-pihak ini sampaikan juga lain, tidak sama. Ini yang bikin bingung masyarakat. Mau percaya mana. Soalnya mereka ini semua yang lagi kerja sama tangani Covid-19 di Paniai,” ujarnya.
Untuk itu, menurutnya, supaya masyarakat dapat selalu mengikuti informasi apapun terkait perkembangan corona yang terjadi terutama di Paniai dengan benar dan baik, pemerintah harus turun sendiri menyampaikan kepada masyarakat.
“Bukan tidak percaya tim Covid-19. Masalahnya tidak pernah disampaikan secara terbuka dan langsung kepada masyarakat,” ucapnya.
Dikatakan, cara menyampaikan, yakni dengan jalan keliling pakai pengeras suara (toa) dan serta membuat papan pengumuman atau informasi. Satu di Enarotali dan satu di Madi.
“Dengan begitu sumber informasi akan jadi satu. Masyarakat akan ikuti dengan baik. Cara lakukannya terserah mau berapa kali seminggu sekali. Ini penting. Harus kedepan pemerintah lakukan,” tekannya.
Ia juga meminta Tim Gugus Covid-19 Paniai bekerja baik. Tidak mengklaim batuk, panas badan atau sakit ringan lain langsung sebagai sakit gejala virus corona.
“Karena gara-gara begitu, semua masyarakat jadi takut periksa sekarang. Ini juga soal, harus pemerintah pikirkan bagaimana atasinya. Soalnya kalau benar satu orang asli Paniai kena, semua bisa kena. Apalagi isu yang terbangun dikalangan masyarakat sudah seperti ini,” pintanya.
Hal ini dibenarkan seorang asli Paniai yang seminggu lalu ditetapkan sebagai pasien reaktif Rapid Test oleh Tim Gugus Paniai.
“Waktu saya dites pakai alat di pelabuhan Aikai, mereka bilang saya sakit corona. Harus dibawa ke Rumah Sakit. Saya ikut. Setelah saya diperiksa di Rumah Sakit. Mereka bilang saya tidak boleh pulang. Tapi saya tolak. Saya tolak karena saya baru turun ke kota. Dua bulan lebih di kampung saja. Karena saya yakin tidak sakit penyakit itu. Kalau badan panas waktu itu benar,” ujarnya singkat, kemarin (9/5/2020) ketika ditemui suarapapua.com di Enorotali.
Nama orang ini sengaja suarapapua.com tidak sebutkan demi kenyamanan dirinya terhadap publik. Kondisi badannya ketika ditemui sehat, tidak menunjukkan sakit seperti gejala sakit virus Corona, batuk, panas dan lainnya.
Pewarta: Stevanus Yogi
Editor: Arnold Belau