BeritaWarga Keluhkan Banjirnya Transmigran di Tambrauw

Warga Keluhkan Banjirnya Transmigran di Tambrauw

TAMBRAUW, SUARAPAPUA.com— Transmigrasi masuk secara bebas di Kabupaten Tambrauw, maka pemerintah harus segera membuat Perda. Hal ini membuat peluang anak negeri untuk mencari pekerjaan akan semakin sulit.

Hal itu disampaikan mama Rita Yenjau kepada suarapapua.com di Sausapor, Tambrauw, Rabu (30/9/2020).

Mama Rita Yenjau sendiri adalah pendiri salah satu grup tarian adat srar di Tambrauw. Ia keluhkan kondisi yang terjadi belakangan ini, terutama transmigran yang semakin banyak masuk daerah ini.

“Orang non Papua semakin banyak yang datang ke Kabupaten Tambrauw, mereka datang pertama 1 orang trus ajak keluarga sampe sekarang ini sudah banyak di Tambrauw. Ini menyebabkan peluang kerja anak-anak di Tambrauw semakin sempit, seperti ojek saja banyak anak Tambrauw cuma 5-10 orang saja yang banyak itu,” ujar mama Rita.

Baca Juga:  VIDEO: Pemprov Papua Tengah Dukung Penolakan Eksploitasi Blok Wabu

Menurutnya, kehadiran transmigrasi baik adanya tetapi harus di dasari dengan peraturan daerah (Perda), sehingga masyarakat Kabupaten Tambrauw tidak menjadi korbankan di atas negrinya sendirinya.

“Tambrauw bukan daerah transmigrasi, stop datangkan transmigrasi ke Tambrauw.”

Andi, salah satu nelayan lokal kepada suarapapua.com menggaku nelayan non OAP lebih banyak jika di bandingankan nelayan lokal, selain itu banyak penggusaha non OAP yang mendatangkan ikan dari luar Kabupaten Tambrauw.

Baca Juga:  Tak Malu Jual di Pinggir Jalan, Decon Way Bangga Bersaing dengan Pendatang

“Sudah banyak nelayan yang non OAP, bahkan ada yang mendatangkan ikan dari Sorong untuk di jual belikan di sini. Kami nelayan lokal lebih banyak mencari untuk makan saja karena untuk menjual di pasar kita kalah bersaing dengan mereka yang mempunyai rumpon karena hasil tangkapannya akan lebih banyak,” jelasnya.

Salah satu warga distrik Yembun yang tidak ingin namanya ditulis menambahkan saat ini sudah ada sekitar 100 KK warga trans lokal yang didatangkan beberapa waktu lalu dan sudah berdomisili di sekitar ibu kota distrik Yembun.

Baca Juga:  Mahasiswa Papua di Manado Minta Komnas HAM RI Investigasi Kematian Goliat Sani di Intan Jaya

katanya, mereka ini yang saat ini kuasai sektor pertanian dan perkebunan di sana.

Pewarta: Reiner Brabar

Editor: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

Masyarakat Adat Malind Anim Ucapkan Terima Kasih Kepada Uskup Keuskupan Timika

0
Ucapan terimakasih dari kami, umat Katolik dan masyarakat adat Malind Anim Kondo - Digoel (Keuskupan Agung Merauke) kepada Uskup Terpilih Keuskupan Timika. Kepada yang terhormat, yang mulia, Mgr. Dr. Bernardus Bofitwos Baru di Timika.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.