NABIRE, SUARAPAPUA.com — Kesebelasan Papua meraih juara pada ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX merupakan batu loncatan bagi para pemain muda ke jenjang profesional. Beberapa klub Liga Indonesia bahkan mulai melakukan pendekatan dengan skuat asuhan Eduard Ivakdalam.
Banyak pengamat dan penggemar sepak bola Indonesia menyebut Ricky Ricardo Cawor dan kawan-kawan adalah stok berharga bagi Persipura Jayapura. Tim Mutiara Hitam tak akan habis mendapat pemain muda pasca penampilan memukau selama pertandingan demi pertandingan sejak babak penyisihan grup hingga partai final yang berakhir 2-0 untuk kemenangan Papua atas tim Aceh besutan Fachri Husaini.
“Adik-adik telah menampilkan yang terbaik, bermain sangat luar biasa di Stadion Mandala. Saya hormat kepada mereka penerus masa depan sepak bola Papua. Hormat juga untuk coach Eduard Ivakdalam dan para asisten pelatih yang telah membentuk mental bertanding yang luar biasa hebat,” ujar Jack Kamasan Komboy, mantan pemain Persipura yang kini periode kedua menjabat sebagai Anggota DPRP.
Jack juga setuju, para pemain muda ini diproyeksikan ke Persipura. Diberi kesempatan untuk bergabung dan berkembang bersama Ian Louis Kabes dan kawan-kawan.
“Memang mereka masih muda usianya, dan itu sangat baik bagi Persipura ambil untuk persiapkan lagi. Saya yakin, adik-adik ini akan sukses pada saatnya sebagai pemain sepak bola profesional,” tuturnya.
Dominggus Arnold Mampioper, wartawan senior Jubi yang juga pengamat sepak bola Papua, menyebut skuat binaan Eduard Ivakdalam, Gerald Pangkali, Daniel Saroge dan Anthon Youwe telah mempertontonkan permainan cantik selama gelaran PON XX hingga di grand final tampil sebagai sang juara.
Mampioper sepakat dengan prediksi coach Edu terhadap para pemainnya sudah tak diragukan untuk bermain di Liga Indonesia.
“Kita setuju dengan pandangan Eduard Ivakdalam bahwa ke depan Ricky Cawor dan kawan-kawan sangat pantas berlaga di klub Liga 1, termasuk Persipura.”
Tolak Tawaran, Fokus PON
Ricky Ricardo Cawor, striker tim Papua yang sukses mengemas 11 gol di ajang PON XX, sejatinya pernah diminati beberapa klub Liga 1. Selain Persipura, pesepakbola asal Asmat kelahiran Merauke 16 Januari 1998 itu sempat dilirik Bhayangkara FC dan Barito Putra.
Tiga kali tawaran Persipura ia tolak karena merasa belum saatnya tampil di kompetisi profesional.

Pertemuan dengan Edu sejak tahun 2017 membawa Ricky masuk ke tim PON Papua hingga dipercayakan sebagai kapten tim.
“Tahun 2019 Persipura pernah tawarkan saya, tetapi saya lebih memilih ingin berkarir dari level amatir. Tidak mau terburu-buru menjadi pemain profesional. Setelah dari Liga 3, saya gabung dengan PON, dan setelah itu barulah saya berpikir ke level profesional,” tutur Cawor.
Tawaran dari Barito, katanya, terjadi pada saat putaran kedua Liga Indonesia 2019. Sebelum itu, awal tahun 2019, Ricky Cawor ditawarkan oleh manajemen Bhayangkara FC.
“Semua tawaran itu saya tolak karena saya menyadari bahwa saya masih banyak kekurangan, dan umur saya juga masih muda. Maka itu saya lebih fokus ke PON, dan bersyukur kami raih juara,” tandasnya.
Manajemen Persipura kalau terlambat bergerak, bukan tak mungkin klub lain akan memboyong striker muda berbakat dari Kota Rusa Merauke itu, termasuk beberapa pemain lain usai gelaran PON XX.
Pewarta: Markus You