BeritaMubes Suku Abun Diakhiri Deklarasi Tolak Pembentukan Lemata

Mubes Suku Abun Diakhiri Deklarasi Tolak Pembentukan Lemata

SAUSAPOR,  SUARAPAPUA.com — Masyarakat adat suku Abun menolak tegas pembentukan Lembaga Masyarakat Adat Tambrauw (Lemata) yang bakal digelar segera melalui kegiatan musyawarah adat (Musdat).

Suku Abun menolak kehadiran Lemata di atas wilayah tanah Abun.

Pernyataan penolakan itu dideklarasikan di hadapan sejumlah anggota DPRD, unsur Forkopimda, LMA Abun dan sejumlah tokoh adat di lapangan sepak bola Kwoka, Saupapor, kabupaten Tambrauw, Selasa (17/1/2023).

“Kami suku Abun sudah punya rumah adat. Kami tidak mau lagi bikin rumah adat di atas rumah adat,” ujar Yulianus Yeblo, intelektual muda asal distrik Kwor.

Yeblo berpendapat, semakin banyak lembaga adat akan semakin banyak kepentingan yang pada akhirnya merugikan masyarakat adat.

Baca Juga:  DPR Papua Akan Memanggil Kapolda Papua dan Pangdam Cenderawasih Terkait Bom Jubi

“Harus lembaga adat yang ada dievaluasi dan benahi kekurangannya, bukan membentuk lembaga adat baru,” tegasnya.

Aspirasi masyarakat adat suku Abun diterima Yospe Airai, wakil ketua II DPRD kabupaten Tambrauw. (Reiner Brabar – SP)

Kastil Yeblo, tokoh pemuda distrik Sausapor, sebelum membacakan pernyataan sikap masyarakat adat suku Abun, menyatakan, jika aspirasi masyarakat adat suku Abun tidak ditanggapi serius oleh panitia Mubes Lemata bersama pemerintah kabupaten (Pemkab) Tambrauw, maka masyarakat adat suku Abun akan memblokir seluruh aktivitas pemerintah di wilayah adat suku Abun.

“Ini tanah kami. Kami punya hak untuk menolak Lemata. Kalau suara orang Abun tidak didengar, maka kami akan palang dan lumpuhkan semua aktivitas pemerintahan di atas tanah Abun,” ujar Kastil.

Baca Juga:  Koalisi Keselamatan Jurnalis Minta DPR Papua Dorong Polisi Ungkap Kasus Bom Molotov Jubi

Sementara itu, Yosep Airai, wakil ketua II DPRD kabupaten Tambrauw, saat menerima aspirasi masyarakat, mengatakan, akan meneruskannya ke panitia dan Pemkab Tambrauw.

“Kami DPRD yang hadir di sini akan terus perjuangkan aspirasi masyarakat Abun hingga ke pemerintah daerah,” katanya.

Situasi pembacaan deklarasi penolakan pembentukan Lemata di lapangan sepak bola Kwoka, Sausapor (17/1/2023). (Reiner Brabar – SP)

Berikut pernyataan sikap masyarakat adat suku Abun yang ditandatangani LMA Abun dan Dewan adat suku Abun:

Pertama, pembentukan Lembaga Masyarakat Adat Tambrauw (Lemata) ilegal karena tidak memiliki latar belakang kultur dan adat di wilayah hukum adat suku Abun.

Kedua, menolak keberadaan Lemata yang dibentuk dengan mengatasnamakan suku Abun, Mpur, Ireres, Miyah, karena keempat suku ini memiliki wilayah hukum adat sendiri dan tidak bisa diatur lembaga adat lain kecuali ada persetujuan bersama.

Baca Juga:  Tak Malu Jual di Pinggir Jalan, Decon Way Bangga Bersaing dengan Pendatang

Ketiga, meminta pemerintah kabupaten Tambrauw untuk tidak mendukung dan memfasilitasi kegiatan dalam bentuk apapun yang dilakukan oleh Lemata.

Keempat, menolak tegas segala bentuk rancangan yang dilakukan oleh lembaga Lemata. Semua bentuk pernyataan yang dibuat Lemata harus ditolak oleh pemerintah kabupaten Tambrauw.

Kelima, masyarakat adat suku Abun menolak tegas semua kegiatan yang dilakukan oleh Lemata di wilayah hukum adat suku Abun.

Keenam, masyarakat adat suku Abun menolak segala keputusan yang dibuat Lemata yang mengatasnamakan suku Abun.

Pewarta: Reiner Brabar
Editor: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

Pulihkan Trauma, Dr. Tenia Berikan Psikoedukasi Bagi Siswa SMPN Bamusbama

0
Dampak dari penutupan sekolah membuat aktivitas belajar mengajar terhenti total. Anak-anak mengalami loss learning yang cukup lama. Selain itu, mereka juga mengalami kecemasan, ketakutan, bahkan ada beberapa yang mengalami trauma setiap kali mendengar suara tembakan.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.