PolhukamHAMAktivis Papua Sebut Kunjungan Jokowi Pencitraan Politik

Aktivis Papua Sebut Kunjungan Jokowi Pencitraan Politik

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Aktivis kemanusiaan di Papua menyebut kunjungan presiden Joko Widodo ke Jayapura hanya sebatas pencitraan politik dibalik makin buruknya kondisi hak asasi manusia (HAM) yang tiada ujung.

Penilaian ini dikemukakan Yulvin Mote, koordinator Partai Bintang Timur (PBT) Papua, kepada suarapapua.com, Selasa (22/3/2023).

Menurutnya, prioritas presiden Jokowi ke Papua hanya demi pembangunan semata. Tak pernah mau mengatasi berbagai persoalan HAM apalagi mau menyelesaikan.

“Saya pikir bapak presiden ke Papua demi pembangunan tanpa mengukur nilai kemanusiaan yang sedang menuju kepunahan,” kata Mote.

Selama kepemimpinan Jokowi, Mote mencatat tak ada sikap jelas terhadap persoalan Papua. Negara bahkan dianggap gagal menuntaskan berbagai kasus pelanggaran HAM Berat di Papua.

Baca Juga:  Emanuel Gobay: Pemerintah Tidak Punya HAM, Tetapi Berkewajiban Melindungi HAM

“Jadi, saya pikir Jokowi datang urus Papua demi masa depan orang luar saja setelah orang asli Papua dimusnahkan,” ujarnya.

Disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden pada Selasa (21/3/2023), Jokowi mengaku sangat gembira melihat antusias anak muda Papua terhadap pembangunan gedung Papua Youth Creative Hub (PYCH) di kota Jayapura. Gedung tersebut memiliki berbagai macam fasilitas yang dapat digunakan anak muda untuk meningkatkan kapasitas soft skill.

“Kalau ini diteruskan, jangan-jangan anak-anak muda di provinsi yang lain ketinggalan dengan anak-anak muda yang di Papua,” kata Jokowi.

Baca Juga:  Saksi Kunci Ungkap Dugaan Pelibatan Polisi Dalam Penganiayaan Direktur Panah Papua

Presiden meyakini pembangunan PYCH penting untuk menyambut bonus demografi RI pada 2035. Di Papua, kata Jokowi, sebanyak 2,6 juta penduduk atau 60 persen lebih masyarakatnya adalah anak muda. Jokowi berpesan agar aset tersebut harus dikembangkan salah satunya melalui PYCH.

“Sehingga ini memerlukan wadah, memerlukan kesempatan kerja, memerlukan peluang kerja, dan jangan berpikir kita ini semua pengen jadi PNS,” lanjut Jokowi.

Sementara itu, Yan Christian Warinussy, juru bicara Jaringan Damai Papua (JDP) menilai sama sekali tak ada langkah nyata seorang kepala negara untuk merubah situasi sosial politik dan keamanan serta mendorong terbangunnya perdamaian di Tanah Papua.

Baca Juga:  Tolak UU TNI dan Hak Penentuan Nasib Sendiri Bagi Papua Digemakan

Warinussy bahkan menduga presiden Jokowi justru menafikan terjadinya perdamaian di Tanah Papua sepeninggal berakhir masa jabatannya tahun depan.

“Apalagi dengan kunjungan yang justru melahirkan adanya pengerahan pasukan keamanan berjumlah sekitar 3.600 personel ke Tanah Papua. Ini semua semakin menunjukkan bahwa pilihan pendekatan keamanan tidak akan ditinggalkan oleh pemerintah Indonesia terhadap Tanah Papua secara umum,” tandasnya.

Pewarta: Yance Agapa

Terkini

Populer Minggu Ini:

Dinilai Tabrak Aturan, Aktivis di PBD Soroti Kebijakan Walkot Sorong

0
"Jangan-jangan ada penyimpangan dan penyalahgunaan kekuasaan di sini. Hal ini bisa jadi bara api. Orang Papua sudah cukup sabar, tapi kalau hak dasarnya terus diabaikan, jangan salahkan kalau ada reaksi. Pemerintah harus peka, ini soal martabat dan keadilan bagi kami."

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.