TPNPB Ndugama Mengaku Bertanggung Jawab Tembak Mati 9 Anggota TNI dan Polri

0
3642
Egianus Kogeya dan Pemne Kogeya bersama pasukannya di Ndugama. (Ist)
adv
loading...

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Kodap III Ndugama Derakma pada, Sabtu (15/4/2023) mengklaim telah menembak mati 9 Anggota TNI dan Polri, serta merampas 9 pucuk senjata api milik aparat di Distrik Yal, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Pernyataan itu disampaikan Jubir TPNPB, Sebby Sambom sebagaimana pernyataan yang diterima dari Kodap III Ndugama Derakma pada, Minggu (16/4/2023).

Menurut Sebby, penembakan terhadap 9 anggota TNI dan Polri di distrik Yal itu dilakukan oleh Perek Jelas Kogeya bersama anggota TPNPB di bawa komando Egianus Kogeya, Pangkodap III Ndugama Derakma.

“Pasukan TPNPB serang pos militer Indonesia di Distrik Yal [Nduga] dan berhasil tembak mati 9 anggota TNI serta rampas 9 pucuk senjata api. Penyerangan itu dilakukan pada hari, Sabtu 15 April 2023. Panglima Komando Daerah Pertahanan (Pangkodap) III Ndugama Derakma, Brigjen Egianus Kogeya dan pasukannya bertanggung jawab atas serangan ini, dan perang terus berlanjut,” tukas dalam pernyataannya itu.

Baca Juga:  Solidaritas Merauke Dideklarasikan, Ini Isinya!

Menurut Sebby pihaknya baru saja menyampaikan informasi tersebut ke media setelah mendapat konfirmasi langsung pada, Minggu (16/4/2023) dari Pangkodap III Ndugama Derakma, Egianus Kogeya dari lokasi. Sementara, sejumlah media di Indonesia telah menyiarkan kabar tersebut.

ads

“Dalam hal ini kami perlu sampaikan kepada masyarakat internasional, bahwa kami TPNPB telah ajukan negosiasi damai kepada Pemerintah Selandia Baru dan Pemerintah Indonesia di Jakarta, namun sudah dua bulan kedua pemerintah belum menjawab surat-surat kami.”

Baca Juga:  Dikabarkan Sebanyak 71 Warga Sipil Mengungsi ke Kota Dekai

“Pemerintah Indonesia melalui militer dan Polisi tidak mengindahkan permintaan dan tuntutan, namun menjawab dengan melakukan Operasi Militer yang masif di Ndugama, bahkan telah memakan korban dengan membunuh ibu hamil dan juga dua anggota TPNPB pada tanggal 23 Maret 2023. Maka pasukan TPNPB di bawah Komando Panglima Egianus Kogeya mulai melakukan pembalasannya,” ujarnya.

Oleh sebab itu, ia mendesak PBB dan Pemerintah Selandia Baru berkewajiban mendesak Indonesia agar hentikan operasi militer.

“Pemerintah Indonesia harus bersedia bernegosiasi dengan pimpinan TPNPB yang dimediasi pihak ketiga yang netral, seperti Badan Organisasi PBB,” pungkasnya.

Baca Juga:  KNPB Kembangkan Sayapnya Dengan Melantik Pengurus Konsulat Wilayah Gorontalo

Sebelumnya diberitakan, sebanyak enam anggota TNIdan Polri yang tergabung dalam Tim Gabungan Satgas Yonif R 321/GT dan Kopassus dilaporkan tewas dalam kontak tembak dengan TPNPB Kodap III Ndugama-Derakma. Kontak tembak itu terjadi pada pukul 16.30 WIT.

“Terjadi penyerangan tim badak 1, badak 3, candraca 2, dan candraca 11 Pos Mugi dengan KSTP. Diserang saat pembersihan daerah di wilayah Mugi-Mam Kompleks,” dalam keterangan itu.

Dalam keterangan itu juga dirincikan jumlahnya, yaitu 20 orang anggota YR 321/GT dan 16 orang anggota Kopassus.

Sebanyak 9 anggota dijelaskan telah ditangkap, 6 meninggal dunia dan 21 orang lainnya tidak diketahui keberadaannya.

 

Editor: Elisa Sekenyap

Artikel sebelumnyaRektor UKiP Sorong: Dana Otsus Untuk Pendidikan OAP Harus Tepat Sasaran
Artikel berikutnyaSelasa, Pj Bupati Jayapura Bakal Resmikan Sejumlah Tower BTS