DEKAI, SUARAPAPUA.com — Dinas Kesehatan (Dinkes) kabupaten Yahukimo kunjungi dua pasien gizi buruk yang sedang dirawat di RSUD Dekai, Rabu (17/5/2023) pagi. Selain gizi buruk, balita Yestin Yalak dan Tatiana Moyok ternyata menderita penyakit lain. Yakni Meningoensefalitis, TB, dan anemia.
“Dua pasien itu tadi setelah saya lihat masih ada harapan untuk segera pulih,” kata Lesman Tabuni, kepala Dinkes kabupaten Yahukimo, kepada wartawan usai mengunjungi dua pasien gizi buruk di RSUD Dekai, Rabu (17/5/2023) siang.
Lesman Tabuni menjelaskan, berdasarkan laporan hasil pemeriksaan tim medis, kedua pasien tidak saja mengalami gizi buruk, tetapi juga menderita penyakit lain yang tentu harus mendapat pelayanan ekstra.
“Jadi, dari dinas kami berikan beberapa bantuan kepada dua pasien ini. Seperti makanan bergizi supaya dikonsumsi sesuai aturan medis oleh perawat dan dokter. Dengan dukungan ini tenaga medis bisa tangani mereka dua dengan lakukan tindakan sesuai kondisi dan kebutuhan pasien supaya sedikit demi sedikit pasien bisa naikan berat badan hingga sembuh,” tuturnya.
Sejauh ini, kata Lesman, kasus gizi buruk di kabupaten Yahukimo tercatat dua pasien. Satu dari kampung Samboga, distrik Seredela, yakni Tatiana Moyok. Selanjutnya, untuk mencegah adanya kasus gizi buruk, Dinkes memastikan layanan posyandu di 33 Puskesmas.
“Di kabupaten Yahukimo ada 33 Puskesmas yang siap kerja sama untuk pelayanan posyandu bagi bayi dan balita karena status gizi baik dan tidak ada di sana. Pemeriksaan dan pengobatan siap diberikan supaya jangan lagi ada kasus gizi buruk,” ujar Tabuni.
Munculnya kasus gizi buruk pada balita diprediksi akibat kurang diperhatikan sejak dalam kandungan hingga balita. Kata Tabuni, gizi buruk berhubungan dengan ketersediaan pangan bergizi dalam rumah tangga.
“Umur bayi sampai balita itu harus ditangani serius dan untuk penanganan medis dari kecil dibawa ke Puskesmas terdekat atau Pustu dan posyandu supaya ikuti perkembangan berat badannya sejak bayi,” imbuh Lesman.
Sementara itu, dr. Feby yang menangani kedua pasien itu, membenarkan kalau kedua balita itu selain gizi buruk, juga menderita penyakit lain. Setelah dirawat, sudah ada peningkatan signifikan.
“Anak atas nama Yestin Yalak menderita Meningoensefalitis, TB, anemia. Tetapi dalam kondisi perbaikan dan berat badan pun meningkat. Sedangkan Tatiana Moyok menderita Meningoensefalitis TB, anemia, CP. Perawatan masih berlanjut, sudah ada perubahan,” kata dokter Feby.
Meningoencephalitis adalah suatu kondisi yang biasanya disebabkan oleh virus, bakteri, parasit, atau mikroorganisme lainnya. Contohnya termasuk virus West Nile, gondok, atau tuberkulosis. Biasanya gejala bervariasi, tergantung pada penyebabnya. Gejala dapat berupa demam, muntah, kejang, kebingungan.
Sedangkan, anemia adalah kurangnya sel darah merah atau sel darah merah yang tidak berfungsi di dalam tubuh. Ini menyebabkan aliran oksigen berkurang ke organ tubuh.
Senada, dr. Glent Michael Nurtanio, direktur RSUD Dekai, mengatakan, awalnya balita tersebut menderita TB dan dehidrasi berat. Setelah dirawat, kondisinya membaik setelah ditangani dan sejauh ini masih pemantauan gizinya.
“Dua pasien, sudah kita tangani dengan memberikan perawatan dan obat. Sekarang kondisinya membaik,” jelasnya.
Dokter Glent juga menyarankan kepada seluruh warga masyarakat agar bila ada gejala sakit segera ke rumah sakit atau Puskesmas terdekat untuk periksa dan mendapat penanganan perawatan medis lebih cepat.
“Ya, jangan tunggu sampai sakit sudah berat baru ke rumah sakit. Itu pasti akan lambat proses penyembuhannya,” imbuh Glent. []