TPNPBAmbaidiru Bukan Markas TPNPB, Worabai: Tindakan Satgas Brimob Polda Hanya Membuat Panik...

Ambaidiru Bukan Markas TPNPB, Worabai: Tindakan Satgas Brimob Polda Hanya Membuat Panik Warga

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Fernando Warobay, Panglima Kodap II TPNPB Saireri menyatakan tindakan Satgas Damai Cartens dan Personil Polres Yapen di Ambaidiru distrik Kosiwo Kabupaten Kepulauan Yapen pada 16 Juni 2023 merupakan tindakan teror untuk membuat panik warga masyarakat.

“Saya perlu klarifikasi menyangkut situasi dan liputan media terkait penggerebekan markas TPNPB-OPM di Saireri di Ambaidiru oleh Satgas Brimob Polda Papua. Itu tidak benar, karena kampung Ambaidiru bukan markas TPNPB. Tindakan ini mereka [aparat] lakukan karena terlanjur salah menggerebek sasaran dan membuat panik warga yang sedang membangun gedung gereja di sana.”

Baca Juga:  Militer Indonesia Kuasai Yuguru, TPNPB Kodap III Ndugama Derakma Siaga

“Saya sampaikan bahwa mereka rekayasa barang bukti palsu untuk pemberitaan ke publik tentang Mabes Kodap II Saireri. Karena Markas Kodap II bukan di dalam kampung dan letaknya jauh di rimba raya.”

Soal kondisi di Ambaidiru katanya, masyarakat ada yang sempat mengungsi, karena aparat naik ke sana dalam jumlah besar selama dua hari berturut-turut, padahal masyarakat di sana sedang membangun gedung gereja.

Soal temuan senjata rakitan di Kampung Mambo kata Warobay bahwa itu adalah senjata rakitan yang digunakan masyarakat kampung Mambo sejak turun -temurun untuk berburu babi hutan dan Laolao.

Baca Juga:  Jubir TPNPB Sebby Sambom Tetapkan Lenis Kogoya DPO

“Senjata rakitan itu menggunakan korek api untuk berburu babi hutan, laolao dan buruan lainnya. Jadi alat-alat itu mereka gunakan untuk mata pencaharian, bukan senjata betulan.”

Warobay menyatakan, jika aparat Polri benar-benar ingin menyerang mereka (TPNPB) di markasnya, pihaknya  pada prinsipnya siap untuk menghadapi.

“Jadi kejadian dari dua minggu lalu, hingga di Ambaidiru di Kepulauan Yapen secara keseluruhan ada semacam cipta kondis untuk sasarannya kepada TPNPB Kodap II Saireri. Tapi kami sudah siap memang jika mereka [aparat] datang,” pungkasnya.

Baca Juga:  Pasukan TPNPB 36 Kodap Berduka Atas Berpulangnya Jenderal Matias Wenda

Sebelumnya, suarapapua.com memberitakan bahwa terjadi pengungsian warga di Ambaidiru dan Mambo distrik Kisiwo Kabupaten Kepulauan Yapen, karena pendropan aparat selama dua hari, termasuk perampasan handphone warga ketika memotret.

Pengungsian itu terjadi karena warga trauma dengan kejadian penyisiran oleh aparat pada tahun 2021.

Selain itu diberitakan bahwa tim Satgas Damai Cartens dan personil Polri dari Polres Kepulauan Yapen telah menemukan markas TPNPN-OPM di Ambaidiru, dan menemukan senjata rakitan, rompi loreng, parang dan alat-alat lainnya.

Terkini

Populer Minggu Ini:

Pulihkan Trauma, Dr. Tenia Berikan Psikoedukasi Bagi Siswa SMPN Bamusbama

0
Dampak dari penutupan sekolah membuat aktivitas belajar mengajar terhenti total. Anak-anak mengalami loss learning yang cukup lama. Selain itu, mereka juga mengalami kecemasan, ketakutan, bahkan ada beberapa yang mengalami trauma setiap kali mendengar suara tembakan.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.