JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Sejumlah warga di Kepulauan Yapen Provinsi Papua melaporkan bahwa warga masyarakat di kampung Ambaidiru dan Mamba distrik Kosiwo Kepulauan Yapen telah mengungsi ke hutan pada, Rabu (14/6/2023), lantaran trauma dengan kehadiran aparat aparat.
Warga dua kampung tersebut mengungsi lantaran trauma dengan penyisiran yang dialami pihaknya pada tahun 2021.
Katanya, pendropan pasukan terjadi selama dua hari berturut-turut.
“Warga mengungsi karena trauma dengan penyisiran yang pernah terjadi pertengahan Desember 2021 di kampung-kampung yang sama. Ini macam mengorek kembali trauma mereka,” tukasnya.
“Ada seorang warga perempuan yang baru saja melewati proses persalinan, berselang 4 hari karena masih trauma maka menggendong bayinya mengungsi ke hutan. Kondisinya memprihatinkan!” jelasnya.
Selain itu katanya aparat mengambil handphone milik warga setempat yang dicurigai memotret sejumlah gambar.
Wilayah distrik Kosiwo terdapat 5 kampung yang sering dikenal dengan sebutan Ambaidiru. Jarak tempuh dari kota Serui sekitar satu jam lebih dengan kendaraan roda 4. Di sana ada 3 taman kanak-kanak (TK), dua (SD), satu (SMA) sedang di rintis, 2 gereja gedung gereja, satu Puskesmas, dan lima Pustu.
Sebelumnya dikabarkan telah terjadi penyisiran oleh aparat gabungan Polri di kampung Windesi Kabupaten Kepulauan Yapen, Provinsi Papua. Selain Windesi, terjadi penyisiran juga di kampung Rosbori Yapen.
Akibat dari penyisiran itu, sejumlah warga melarikan diri ke hutan untuk mencari posisi aman karena ketakutan.
Belum diketahui motif penyisiran yang dikabarkan warga Kabupaten Kepulauan Yapen tersebut.
Sejak berita ini disiarkan, belum ada konfirmasi dari aparat di Kabupaten Kepulauan Yapen.