Alat berat berupa Excavator yang dibakar pasukan TPNPB OPM Kodap VII Intan Jaya, Snein
adv
loading...

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Dua aksi beruntun dilakukan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) di dua kabupaten berbeda pada waktu berbeda.

Di Intan Jaya, pasukan TPNPB Kodap VIII Intan Jaya membakar satu alat berat milik PT Gunung Selatan yang tengah digunakan untuk membangun jalan di kampung Galunggama, distrik Sugapa.

Sebby Sambom, juru bicara Komnas TPNPB OPM, mengutip laporan dari lapangan, menjelaskan, tindakan pembakaran alat berat yakni Excavator tersebut dilakukan pasukannya pada hari Selasa (28/5/2024).

“Berdasarkan laporan yang kami terima, dalam aksi pembakaran alat berat itu pasukan TPNPB Kodap VIII Intan Jaya dan TNI-Polri terlibat baku tembak selama satu jam. Tetapi tidak ada korban jiwa dalam baku tembak itu,” kata Sebby melalui siaran persnya, Jumat (31/5/2024).

Baca Juga:  TPNPB Mengaku Bertanggung Jawab Dalam Aksi Kontak Tembak di Paniai dan Yahukimo

Pernyataan dari pasukan TPNPB Kodap VIII Intan Jaya, lanjut Sebby, dengan tegas menolak pembangunan jalan dari pusat kota Sugapa ke kampung Galunggama.

ads

“Alasannya, pembukaan jalan dan jembatan tersebut hanya memudahkan akses mobilisasi militer Indonesia ke kampung-kampung dalam menjalankan misi operasi militer.”

Dikemukakan lagi, Komnas TPNPB OPM sebagai penanggungjawab perang pembebasan nasional Papua Barat juga telah menerima laporan dari Puncak Jaya, bahwa pihaknya telah menembak mati seorang intelijen militer Indonesia yang berprofesi sebagai tukang ojek di distrik Mulia.

Baca Juga:  Warga Bibida Mengungsi ke Pastoran Madi, Pemuda Katolik Desak Penanganan Cepat

“Intel tersebut ditembak mati pada hari Kamis, tanggal 30 Mei 2024 sekitar Pukul 19.00 WP di kampung Usir, distrik Mulia, kabupaten Puncak Jaya,” begitu ditulis di siaran persnya.

Korban penembakan ditemukan tergeletak di pinggir jalan raya, Kamis (30/5/2024) malam. (Ist)

Menurut sumber lain, korban meninggal dunia tersebut bernama Zainul, warga sipil biasa, asal Pasuruan, Jawa Timur, sehari-harinya tukang ojek di kota Mulia. Jenazahnya telah diterbangkan ke Timika, kabupaten Mimika.

TPNPB OPM dalam laporan tersebut menyampaikan peringatan keras kepada pemerintah dan militer Indonesia untuk segera berhenti menjadikan warga sipil sebagai milisi atau intelijen.

Baca Juga:  TPNPB Mengaku Telah Eksekusi Satu Anggota TNI di Sinak

“Berhenti sebagai tukang ojek, tukang bangunan dan segera berhenti mengambil alih fungsi tenaga medis dan pendidikan di wilayah-wilayah konflik bersenjata di Papua Barat,” ujarnya dengan tegas.

Sebby menambahkan, peringatan sama selalu disampaikan demi menghindari jatuhnya korban di pihak sipil.

“Jika keberadaan milisi atau intelijen militer Indonesia telah diketahui dengan jelas oleh kami, maka tidak segan-segan kami akan melakukan tindakan sesuai aturan perang.”

Lanjut Sebby, “Dengan demikian, disampaikan kepada presiden Joko Widodo untuk segera melakukan perundingan dengan kami yang difasilitasi oleh pihak asing sebagai upaya penyelesaian konflik bersenjata di Tanah Papua.” []

Artikel sebelumnyaPelatihan Jurnalis Rakyat, AMAN Harapkan Generasi Muda Berperan Aktif Dalam Masyarakat
Artikel berikutnyaFP2KP3 Desak Jabatan Kadinkes Papua Pegunungan Segera Dilantik