Kamis 2014-07-03 01:03:15
PAPUAN, Timika — Pernyataan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Papua, Didik Koesbianto yang menyebutkan jumlah penduduk miskin di Papua semakin berkurang mendapat bantahan dari tokoh pemuda Papua, Amatus Edoway.
“Pernyataan itu tidak benar dan omong kosong. Saat ini banyak orang Papua yang berada dibawah garis kemiskinan, padahal daerahnya kaya akan sumber daya alam,†kata Amatus, kepada suarapapua.com, di Timika, Papua, Rabu (2/7/2014).Â
Â
Menurut Amatus, kemiskinan terjadi karena banyak faktor penyebab, salah satunya kebijakan transmigrasi besar-besaran yang telah lama berlangsung di seluruh wilayah tanah Papua.
Â
“Orang Papua dibuat kalah bersaing dengan kebijakan transmigrasi yang dibuat pemerintah. Orang Papua sulit bersaing dengan para transmigran yang telah memiliki keahlihan dan kecakapan untuk kerja,†tegas Amatus.
Â
Melihat fenomena itu, lanjut Amatus, seharusnya pemerintah mengambil peran kerja, yakni, dengan  memberdayakan orang asli Papua, agar dapat bersaing dengan penduduk non-Papua yang jauh memiliki keahlihan.
Â
“Kalau disebut angka kemiskinan semakin menurun, itupun karena banyak penduduk non-Papua yang hidupnya semakin lebih baik. Tapi nasib orang asli Papua tetap begitu saja. Ini situasi yang memprihatinkan,†tegasnya.Â
Â
Sebelumnya, Kepala BSP Papua menyebutkan, jumlah penduduk miskin pada Mei 2014 mencapai 924.410 orang, jumlah ini turun sebesar 1,47 persen atau sekitar 36.200 orang, dibandingkan jumlah penduduk miskin pada September tahun lalu yang berjumlah 960.560 orang.
Â
Penduduk miskin terkonsentrasi di daerah perdesaan sekitar 889.040 orang, sementara penduduk miskin yang tinggal di perkotaan sebesar 35.700 orang.
Â
Komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap angka kemiskinan di perkotaan, menurut Kepala BPS, yakni, Â beras, rokok kretek, telur ayam ras, gula pasir, ikan kembung, dan bawang merah.
Â
Sedangkan komoditi yang berpengaruh besar terhadap garis kemiskinan di perdesaan adalah ketela rambat, beras, rokok kretek, dan daging babi.
Â
Sebelumnya, Gubernur Papua, Lukas Enembe mengakui penduduk miskin di Papua tidak hanya terdapat di kampong-kamung, tetapi juga ada di perkotaan.Â
Â
Kemiskinan tersebut dapat terlihat masih adanya penduduk yang kekurangan gizi.
Â
“Bahkan ada penduduk yang selama satu tahun menggunakan pakaian yang sama dan tak pernah dicuci. Ini sangat miris. Kita harus keluar dari situasi seperti ini,†jelas Gubernur kepada media massa, beberapa waktu lalu.
Â
MARSELINO TEKEGE