ArsipApril 2015, Garuda Indonesia Masuk Wamena

April 2015, Garuda Indonesia Masuk Wamena

Selasa 2015-01-20 17:26:30

WAMENA, SUARAPAPUA.com — Maskapai penerbangan Garuda Indonesia direncanakan akan beroperasi di wilayah Pegunungan Tengah Papua pada April mendatang.

Bupati Jayawijaya, John Wempi Wetipo mengatakan, hal itu berdasarkan komitmen bersama Dirjen Perhubungan Darat dengan pemerintah daerah dan pihak Garuda Indonesia dalam sebuah pertemuan yang diadakan belum lama ini di Makassar.

 

“Itu komitmen dari manager Perhubungan Darat yang baru yang ditindak lanjuti dengan pertemuan kemarin di Makassar. Mereka sudah berkomitmen bahwa pada bulan April nanti maskapai Garuda Indonesai sudah masuk di Wamena,” kata Wetipo kepada wartawan di Wamena, Selasa (20/1/2015) siang, .

 

Untuk itu, pihak pemerintah daerah akan melakukan upaya dengan membekapnya dalam Peraturan Daerah (Perda).

 

”Kita berharap dengan dilantiknya anggota DPRD yang baru ini, dengan semangat baru di tahun yang baru, dan terbentuk alat-alat kelengkapan dewan yang baru, mudah-mudahan rancangan Perda yang kami masukan nanti bisa dipahami dan segera ditetapkan,” ujarnya.
 

Bupati menambahkan, rancangan Perda terkait Bandar Udara Wamena, merupakan satu dari sekian Perda prioritas penting di tahun 2015.

 

“Memang banyak Perda yang akan kita usulkan, dan salah satu yang prioritas adalah terkait Bandara Wamena,” ujar Wetipo.

 

Editor: Mary

 

ELISA SEKENYAP

Terkini

Populer Minggu Ini:

Mama-Mama Pedagang Papua di PBD Tuntut Keadilan dan Bangun Pasar Khusus

0
“Dana Otsus banyak. Dana itu buat apa? Bisa pakai bangun pasar untuk mama-mama Papua. Dana yang banyak turun tidak hanya orang Papua saja. Itu amber juga makan, dong makan orang Papua pu darah. Kami punya anak-anak kebutuhan sekolah, kami kerja keras sendiri agar mereka bisa bersekolah. Tolong anak-anak lihat kami yang setengah mati. Apakah kami setengah mati terus sampai Tuhan datang baru selesai ka?” kesal mama Marta Bame.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.