BeritaKesehatanHA-JABASU Minta Pemkab Yahukimo Serius Tangani Pasien di RSUD Dekai

HA-JABASU Minta Pemkab Yahukimo Serius Tangani Pasien di RSUD Dekai

Editor :
Markus You

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Himpunan Alumni Jawa, Bali dan Sumatera (HA-JABASU) mendesak pemerintah kabupaten (Pemkab) Yahukimo, Papua Pegunungan, secara serius menangani pasien gizi buruk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dekai, Yahukimo.

Hal itu dikemukakan Elius Pase, ketua HA-JABASU, kepada suarapapua.com, Minggu (14/5/2023) sore, menanggapi adanya satu pasien gizi buruk yang dikirim ke Jayapura dan pemerintah daerah mengaku pasien tersebut asal dari kabupaten Pegunungan Bintang.

“Kemarin bilang kalau pasien itu dari daerah lain. Tetapi kenyataan hari ini ada pasien yang sakit hampir sama dengan pasien sebelumnya di Yahukimo. Ini artinya Yahukimo banyak orang yang sakit, sementara pelayanan kesehatan kurang maksimal,” kata Pase.

Elius menyebut informasi yang diperoleh HA-JABASU, pasien gizi buruk atas nama Tatia Moyok (4) sedang dirawat di RSUD Dekai. Pasien tersebut berasal dari kampung Samboga, distrik Seredela, kabupaten Yahukimo.

Baca Juga:  Argumen Minimnya SDM Dalam Seleksi Anggota DPR Papua Pegunungan Dinilai Diskriminatif

“Jadi, saya pikir bagian ini pemerintah perlu perhatikan baik. Lembaga DPRD dari Komisi C yang membidangi kesehatan dan pendidikan harus intervensi. Pemerintah seakan akan-akan panik dari kenyataan yang ada. Sementara visi dan misi pemerinah sekarang adalah Yahukimo sehat dan cerdas,” tutur Elius.

Pasien Tatia Moyok (4) dari kampung Samboga, distrik Seredela, kabupaten Yahukimo, sedang dirawat di RSUD Dekai. (Supplied)

Hingga sejauh ini, beber Pase, program Yahukimo sehat belum sepenuhnya diwujudkan karena dari gambar pasien yang beredar di dunia maya membuktikan ada pasien yang belum mendapatkan pelayanan medis yang baik.

“Padahal dana yang dianggarkan sekarang nilainya tidak sama saat kita ada di provinsi induk. Sekarang untuk Yahukimo, dana dari provinsi Papua Pegunungan dapat dua triliun lebih. Saya heran kalau semua diam. Sementara kondisinya buruk, bahkan ada kasus gizi buruk lagi,” katanya.

Baca Juga:  Pemkab Bersama Masyarakat Lanny Jaya Ibadah Syukuran Bupati dan Wakil Bupati

Pase mengaku sangat disayangkan ketika pemerintah datangkan tenaga kesehatan yang dianggap profesional dari luar daerah ke setiap distrik. Tetapi faktanya ada orang sakit dan tidak ditangani baik. Sebagai putra daerah, ia mengaku sangat kesal.

“Kami sampaikan kritik ke pemerintah daerah dengan tujuan yang baik, artinya kritikan itu bahan evaluasi untuk bisa diperbaiki. Tetapi kami malah dianggap provokator. Pengacau. Kami kalau diam, terus orang sakit tidak ditangani baik dan kalau mati, ini salahnya siapa? Makanya, biarpun pemerintah tekan kami habis-habis, tetapi atas nama kemanusiaan, kami harus sampaikan,” ujar Pase.

Karena itu, HA-JABASU mengingatkan Pemkab, DPRD dan Dinas Kesehatan segera memperhatikan warga di setiap distrik dan Pustu yang ada. Terutama pasien Tatia Moyok yang kini sedang dirawat di RSUD Dekai.

Baca Juga:  Reses DPR Provinsi, Masyarakat Mare Soroti Masalah KBM di SD YPPK Santo Mikael Suswa

Rio S. Silak, anggota HA-JABASU, mengatakan, informasi mengenai adanya pasien baru sudah viral di dunia maya. Kondisi pasien hampir sama dengan pasien sebelumnya yang sempat dirawat di RSUD Dekai.

Silak berharap, para pihak terkait segera tangani pasien tersebut tanpa berspekulasi di media.

“Saya lihat gambar yang beredar dan dibahas dalam grup WA. Belum bisa pastikan itu sakit gizi buruk atau lainnya. Harap dinas terkait segera tangani pasien itu,” kata Rio.

Hingga berita ini terbit, pihak RSUD Dekai belum merespons konfirmasi dari suarapapua.com melalui pesan WhatsApp sehubungan dengan satu pasien yang sedang dirawat. []

Terkini

Populer Minggu Ini:

Drawing Liga 4 Curang, Ketum PSSI Tegaskan Pengundian Ulang

0
“PSSI berharap kejadian ini menjadi pembelajaran berharga untuk meningkatkan kualitas pengelolaan kompetisi sepak bola Indonesia ke depan, sehingga dapat menciptakan lingkungan yang lebih profesional, adil, dan transparan,” ujar Erik Thohir.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.