
JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Pengungsi Nduga di Muliama, Kabupaten Jayawijaya, pada Kamis (17/9/2020) gelar acara pengucapan syukur satu tahun (17 September 2019 – 17 September 2020), sejak mengungsi dari tanah Ndugama dan diterima di distrik Muliama, Kabupaten Jayawijaya, Papua.
Acara pengucapan syukur itu dilakukan dengan memasang papan nama ‘Pengungsi Nduga’ di Muliama, Kabupaten Jayawijaya.
Konis Kogoya, Koordinator Pengungsi Nduga di Muliama dalam sambutannya mengatakan bahwa pihaknya bersyukur kepada Tuhan atas perlindungan dan pertolongan Tuhan selama satu tahun ini.
“Kami berysukur karena Tuhan memberikan perlindungan dan kekuatan kepada pengungsi Nduga, sehingga hari ini kami dan telah mencapai satu tahun. Kami juga bisa pasang papan nama Pengungsi Nduga genap 1 tahun,” kata Kogoya dalam acara pengucapan syukur itu.
“Saya sebagai koordinator pengungsi Nduga di Muliama ucapkan banyak terima kasih kepada kepala suku Sekom, karena dengan hati telah menerima kami sejak 17 September 2019 sampai hari ini.”
“Kami keluar mengungsi dari Nduga tidur di goa, di bawah pohon, hutan tahan lapar dan dingin bukan karena hal makan minum, pembangunan dan lain-lain. Tetapi karena perang kebenaran atas hak-hak kami orang asli Papua,” tuturnya.
Oleh karena itu katanya, pihaknya bersyukur kepada Tuhan Yesus yang terus memberikan perlindungan kepada seluruh rakyat Ndugama yang telah mengungsi tinggal di Muliama dan rakyat Nduga yang telah mengungsi ke daerah lain.

Dalam acara pengucapan syukur satu tahun pengungsian dari Nduga, pihaknya juga mempersembahkan hasil bumi dari hasil kebun ibu-ibu selama ini.
“Hari ini juga kami bawa persembahkan hasil bumi dari PW yang kami kerja selama satu tahun sebagai status pengungsian. Kami persembahkan semua hasil bumi berupa ubi dan sayur ini kepada Tuhan.”
Kepala Suku Sekom, Sakius Lengka mengakui pihaknya menerima pengungsi dengan sepenuh hati sebagai saudara-saudara.
“Kami menerima pengungsi Nduga dengan sepenuh hati kami sebagai saudara-saudara kami. Saya menerima masyarakat pengungsi Nduga tidak salah. Disini adalah rumah mereka,” kata Lengka.
Lengka juga mengakui bahwa warga masyarakat Nduga yang mengungsi adalah bagian dari keluarganya. “Apapun yang sudah, sedang dan akan terjadi kepada pengungsi Nduga, saya selaku kepala suku akan mengambil resiko demi mereka,” pungkasnya.
Syukuran tersebut di hadiri oleh pengungsi Nduga, intelektual, masyarakat Muliama, kepala suku, perwakilan pemerintah serta seluruh elemen masyarakat yang berada di kampung Sekom, distrik Muliama Kabupaten Jayawijaya, Papua.
Pewarta: Elisa Sekenyap