BeritaEkonomiBPBD Deiyai Mendata Ribuan Orang Terdampak Bencana Alam

BPBD Deiyai Mendata Ribuan Orang Terdampak Bencana Alam

WAKEITEI, SUARAPAPUA.com — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten Deiyai mencatat sedikitnya 4.090 orang terdampak bencana longsor dan luapan air Danau Tigi.

Beatus Waine, sekretaris BPBD kabupaten Deiyai, mengatakan, data ini diperoleh beberapa waktu lalu saat melakukan pemantauan langsung kondisi di sekeliling Danau Tigi dan beberapa titik longsor.

“Akhir bulan Agustus sampai awal bulan ini tim BPBD sudah pantau dan mendata semua dampak dari peluapan air danau dan longsor. Dari pendataan kami, ada 4.090 orang yang memang terdampak bencana ini,” jelasnya kepada suarapapua.com di Wakeitei, Kamis (17/9/2020) siang.

Waine akui BPBD Deiyai tak tinggal diam dengan bencana yang melanda warga setempat sejak Mei 2020 lalu.

“Hasil dari monitoring langsung di lokasi bencana disertai pendataan semuanya sudah kami susun laporannya dan ajukan. Saat ini sedang berkoordinasi supaya ada bantuan sosial bagi warga yang terdampak,” bebernya.

Ia berharap, bantuan tersebut bisa direalisasikan dalam waktu dekat.

“Doakan kami agar bantuan pemerintah daerah bisa segera kita salurkan ke warga korban bencana alam,” imbuh Waine.

Baca Juga:  Hasil Temu Perempuan Pembela HAM dan Pejuang Lingkungan Bersama WALHI Nasional
Luapan air Danau Tigi menenggelamkan beberapa ruas jalan raya, seperti terlihat di Dedoutei, kampung Aiyatei, distrik Tigi Barat. (Dok. Domin Badii)

Diberitakan media ini sebelumnya, Pemkab Deiyai didesak agar segera turun pantau sekaligus mengambil kebijakan terhadap bencana luapan air Danau Tigi.

“Dinas PU dan BPBD harus segera atasi bencana alam ini. Jangan tinggal diam,” ujar Domininggus Badii, tokoh intelektual muda Deiyai.

Dari pantauannya selama beberapa pekan, dampak luapan air danau Tigi sangat fatal karena telah menenggelamkan jalan raya termasuk kebun dan rumah warga setempat.

“Selain warga korban bencana alam, semua orang sedang merasakan dampaknya. Begitu air danau meluap, seharusnya ada action. Bukan tunggu sampai kondisinya makin parah. Apalagi kita semua tahu bahwa setiap tahun tepatnya bulan Juni hingga September adalah musim hujan dan air Danau Tigi biasa meluap,” tuturnya.

Domin membeberkan banyak kebun milik warga yang tergenang air adalah di sepanjang Bomou, Wakeitei, Gakokebo, Widimei, Dedoutei, Aiyatei, dan Yipai di distrik Tigi Barat.

“Di Dedoutei, kampung Aiyatei, ada rumah milik warga yang tergenang air. Selain itu, jalan raya yang sudah terendam dalam air adalah Momaikagoo, Ukagoo, dan Pekuyagoo Dedoutei,” rincinya.

Baca Juga:  Kronologis Tertembaknya Dua Anak Oleh Peluru Aparat di Sugapa, Intan Jaya

Kondisi ini menurutnya harus segera ditangani.

“Selagi musim hujan seperti ini Pemkab Deiyai harus monitoring di lapangan untuk memastikan kondisi daerah. Bukan setelah ada korban baru kaget, seperti kebiasaan selama ini,” ujar Domin.

Desakan sama dikemukakan Yohan Bobii, warga Kampung Aiyatei, distrik Tigi Barat, yang juga mengalami dampak bencana ini.

Yohan senasib dengan Mikael Weneiti Tekege maupun pengguna kendaraan roda dua. Tiap hari mereka sulit melewati jalan raya keliling Danau Tigi setelah dilanda air luapan.

“Wakil rakyat kami di DPRD harus desak pemerintah daerah supaya instansi terkait bisa turun ke lokasi bencana lihat kondisinya dan jalan raya yang terendam itu perlu ditimbun lagi supaya aman,” pintanya.

Tanjung Mokaikagoo di Puuyai, kampung Widimei, distrik Tigi Barat, kabupaten Deiyai, terendam air luapan Danau Tinggi hingga setinggi badan orang dewasa baru-baru ini mengakibatkan kendaraan roda dua dan empat sulit melintasi seperti biasanya. (Dok. Domin Badii)

Meski air luapan sudah berkurang, ia berharap, kegiatan penimbunan harus dikerjakan.

“Karena kalau itu tidak dilakukan, sama saja setiap tahun akan begini terus dan resikonya kita semua rasakan,” kata Yohan.

Baca Juga:  KPU Deiyai Tuntaskan Rekapitulasi Suara Pemilu 2024 Tingkat Kabupaten

Donatus Ukago, tokoh masyarakat di distrik Tigi Barat, mengabarkan, rumah dan kebun milik warga terendam air luapan Danau Tigi. Tak terkecuali sebagian ruas jalan raya sejak awal Juli lalu.

“Setiap hari selalu hujan terus sejak tiga bulan lalu, jadi air danau ini naik sampai kebun-kebun terendam. Termasuk beberapa rumah juga, hanya belum pastikan jumlahnya dan berapa kerugian dari awal,” jelasnya kepada suarapapua.com, Rabu (26/8/2020) sore.

Beberapa kampung di distrik Tigi Barat yang terkena air luapan antara lain Gakokebo, Widimei, Puduu, Dedoutei, Aiyatei, Yipai, Diyai, Kogemani, dan Meiyepa. Juga di distrik Tigi, terutama Kampung Okomokebo, Kopaakogopa, Wakeitei, Atoudaa, Bomou, dan Oneibo.

“Sasarannya hampir semua perkampungan yang ada di pinggir danau Tigi,” kata Ukago.

Akibat lahan perkebunan terendam dalam air, ia akui, pemilik kebun gagal panen. Beberapa kebun yang dipanen pun hasilnya mengecewakan.

“Tanaman di kebun rusak. Gali petatas juga sudah membusuk karena terkena air,” urainya.

Pewarta: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

DKPP Periksa Dua Komisioner KPU Yahukimo Atas Dugaan Pelanggaran KEPP

0
“Aksi ini untuk mendukung sidang DKPP atas pengaduan Gerats Nepsan selaku peserta seleksi anggota KPU Yahukimo yang haknya dirugikan oleh Timsel pada tahun 2023. Dari semua tahapan pemilihan komisioner KPU hingga kinerjanya kami menilai tidak netral, sehingga kami yang peduli dengan demokrasi melakukan aksi di sini. Kami berharap ada putusan yang adil agar Pilkada besok diselenggarakan oleh komisioner yang netral,” kata Senat Worone Busub, koordinator lapangan.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.