
JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Solidaritas mahasiswa korban rasisme dan tragedi Expo berdarah melakukan aksi mimbar bebas dan pemasangan lilin di Jayapura, Manokwari, Sorong dan Nabire.
Di Jayapura, mahasiswa Uncen bersama mahasiswa eksodus melakukan aksi mimbar bebas di depan gapura Universitas Cenderawasih (Uncen) atas di Waena pada, Rabu, (23/9/2020).
“Iya jam 8 kami sudah palang gapura Uncen atas. Karena lembaga Uncen adalah aktor dalam penembakan 3 mahasiswa dan satu pelajar di Expo. Walaupun dalam kampus tapi tetap kami dikawal ketat oleh aparat Indonesia, hingga kami dipaksa dibubarkan. Namun, tetap kami bertahan sampai jam 11 membacakan stetment dan pulang,” kata Kanibal Lokbere kepada suarapapua.com.
Senada, Koordinator Aksi (Korlap), Yusni Iyowau mengakui, aksi pemasangan lilin yang dilakukan pihaknya merupakan aksi melawan lupa peristiwa Expo Berdarah pada (23/9/2019), atas korban penembakan dan kekerasan militer Indonesia.
“Tadi dilapangan Yuso jl. Biak kami telah lakukan beberapa rangkaian kegiatan seperti : drama, baca puisi, orasi dan nyanyi. Hal itu memperingati kematian Eremanus Wesarek (pelajar), Oter Wenda (mahasiswa), Yeri Murib (mahasiswa) dan Azon Mujijau (mahasiswa), termasuk beberapa kawan-kawan kami yang mengalami kekerasan fisik dan luka-luka berat dari aparat TNI/Polri. Selain itu juga rektor Uncen mengizinkan aparat TNI/Polri masuk kampus, padahal kampus punya otonom kampus yang diatur dalam UU No. 9 Tahun 1998),” jelasnya.
Aksi serupa dilakukan di Manokwari, Sorong Raya, dan di Nabire yang dikomandoi oleh Forum Independent Mahasiswa West Papau (FIM-WP).
“Di tugu Amban tadi kami aktivis bersama mahasiswa Unipa dan mahasiswa Eksodu sudah orasi-orasi lalu lanjut pasang lilin, kemudian kami sudah pulang dengan keadaan aman walupun aparat dan Babinsa datang,” kata kordinator lapangan, Nahor Wambru kepada suarapapua.com melalui panggilan telepon.
Berikut tuntutan mahasiswa korban Ekspo Berdarah:
- Rektor Uncen segera bertanggungjawab atas kematian 1 pelajar dan 3 mahasiswa di Ekspo Waena.
- Pangdam dan Kapolda Papua segera bertanggungjawab atas penembakan 1 pelajar dan 3 mahasiswa oleh TNI/Polri.
- Presiden Indonesia Joko Widodo segera usut tuntas kematian korban kekerasan aparat militer Indonesia 1 pelajar dan 3 mahasiswa.
- Presiden Indonesia, DPR RI, MA segera mengahapus UU pasal makar dan buka ruang demokrasi bagi rakyat Papua dan segera bebaskan seluruh tahanan pasca rasis diseluruh Indonesia yang sampai saat ini masih ditahan.
- Segera tarik kembali pasukan militer organik mapun non organik di seluruh tanah Papua dan stop melakukan pengiriman militer di tanah Papua.
Pewarta: Yanuarius Weya
Editor: Elisa Sekenyap