TPNPB Klaim Telah Menembak 14 Pasukan Indonesia Sepanjang September 2020

0
2805

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Komando Nasional Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (Komnas TPNPB) sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM) mengaku telah menembak 14 (empat belas) perwira elit Indonesia sepanjang September 2020.

Data yang diterima Suara Papua tercatat, pada 5 hingga 19 September 2020 (dalam operasi Nemangkawi) yang mendapat persetujuan dari presiden Republik Indonesia Joko Widodo sejak tahun 2019 dan pernyataan perang TPNPB-OPM, dengan medan pertempuran  mencakup Kabupaten Timika, Kabupaten Nduga, Kabupaten Intan Jaya dan mencakup beberapa kabupaten lainnya.

Baca Juga:  10 Nakes Mimika Ikuti Konferensi Internasional Neurovaskular

Juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom membenarkan jumlah TNI yang ditembak mati tersebut. Kata dia, rata-rata yang ditembak adalah murni pasukan Indonesia.

“Iya benar, bulan September 2020 ini semuanya 14 orang sudah kami tembak,” katanya kepada suarapapua.com melalui pesan elektronik, Kamis (24/9/2020).

Dalam pertempuran ini, TPNPB mengklaim bahwa jumlah tentara Indonesia yang tewas dan terluka sebagaimana dilaporkan Indonesia tidak sesuai dengan kenyataan.

ads

Selain itu, diakuinya, “untuk September ini TPNPB tidak ada yang gugur,” tutur Sebby.

Baca Juga:  Freeport Indonesia Bangun Jembatan Hubungkan Kampung Banti 2 dan Banti 1

Ia mejelaskan korban tukang ojek yang ditembak TPNPB itu bukan warga sipil, melainkan seorang perwira Badan Intelijen Indonesia (BIN) yang menyamar. Sebab, kata dia, hal itu berdasarkan informasi resmi dari Intelligence Papua atau Papua Intelligence Service (PIS).

“Di wilayah konflik perang, tidak mungkin masyarakat sipil menjadi tukang ojek,” jelasnya.

Menurutnya, alam Papua tidak mengijinkan petugas datang dengan niat jahat di Papua. Akibatnya sebuah truk TNI terbalik di Kabupaten Inten Jaya pada Jumat 11 september 2020.

Baca Juga:  ULMWP: Aneksasi Papua Ke Dalam Indonesia Adalah Ilegal!

Sebelumnya, pemberitaan di suarapapua.com menyebutkan kecelakaan itu mengakibatkan, dua orang prajurit bernama Sertu Heri Susanto dan Pratu Jhan Risky Pratama Purbatua meninggal di lokasi kejadian. Sedangkan 13 lainnya mengalami luka berat dan dua di antaranya luka ringan.

Sejak operasi dilakukan hingga sekarang, banyak warga sipil Papua yang menjadi korban pembunuhan. Seringkali TPNPB dituduh membantai warga sipil termasuk kematian Pendeta Yeremia Zanambani.

 

Pewarta: Charles Maniani

Editor: Elisa Sekenyap

Artikel sebelumnyaKeluarga Mengakui Pelaku Penembakan Pdt. Zanambani Adalah Aparat TNI
Artikel berikutnyaEmpat Kota di Tanah Papua Gelar Aksi Mibe Peringati Tragedi Expo Berdarah