Keluarga Mengakui Pelaku Penembakan Pdt. Zanambani Adalah Aparat TNI

0
1936
Mahasiswa Intan Jaya kota studi Jayapura saat menyatakan sikap terkait situasi di Intan Jaya. (Agus Pabika - SP)
adv
loading...

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Pihak keluarga korban mengakui pelaku penembakan pendeta Yeremias Zanambani adalah murni aparat Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Hal itu disampaikan Rycho Kobogau, salah satu mahasiswa Intan Jaya di Jayapura, sebagaimana pernyataan istri almarhum Pdt. Yeremia Zanambani kepada mahasiswa melalui panggilan telepon dari Intan Jaya guna meluruskan fakta kejadian di lapangan kepada publik.

“Keluarga korban mengatakan sebelum meninggal dunia, ia (almarhum) menyebutkan yang menembak dirinya adalah anggota TNI. Jadi kami mau luruskan bahwa yang melakukan penembakan jelas aparat TNI bukan TPNPB,” kata Kobogau saat menggelar jumpa pers di asrama Intan Jaya, Waena, Kota Jayapura, Kamis (24/9/2020).

Baca Juga:  HMPT di Kota Sorong Tolak Program MBG, Berikut Alasannya

Ia menambahkan pembunuhan yang dilakukan terjadi di Intan Jaya merupakan bagian dari operasi militer yang sedang dilakukan aparat TNI/Polri.

“Mahasiswa menilai pendropan aparat TNI/Polri yang terjadi besar-besaran di Intan Jaya merupakan hal yang betul-betul melanggar konstitusi, karena diluar prosedur hukum sekalipun itu merupakan kewenangan pemerintah pusat yang harus dilakukan tapi harus melihat kondisi masyarakat itu sendiri,” kata Kobogau.

ads

Katanya, di Hitadipa sendiri ada 3 gereja, 1 SD, 1 SMP dan ada beberapa warga jemaat dari beberapa gereja sedang mengungsi saat ini, sehingga mahasiswa menyatakan sikap kepada pemerintah pusat agar Komnas HAM segera menginvestasi kasus ini.

Baca Juga:  Dinilai Tabrak Aturan, Aktivis di PBD Soroti Kebijakan Walkot Sorong

“Kedua, kami minta pemerintah Indonesia segera mengijinkan media asing untuk masuk ke Papua untuk melihat situasi yang terjadi di Intan Jaya, maupun Timika, Pegunungan Bintang dan Ndugama,” tegasnya.

Mahasiswa juga meminta kepada pemerintah Indonesia segera menarik seluruh pasukan militer baik organik maupun non organik yang di kirim ke Intan Jaya secara terang-terangan dan yang di kirim secara diam-diam.

Baca Juga:  Emanuel Gobay: Pemerintah Tidak Punya HAM, Tetapi Berkewajiban Melindungi HAM

“Karena kehadiran mereka (TNI/Polri) itu membuat trauma masyarakat,” tegasnya.

Sementara itu, Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw membantah bahwa pelaku penembakan pendeta Zanambani bukan dilakukan oleh anggota TNI, karena belum dilakukannya olah TKP oleh pihak kepolisian.

“Kami minta kepada pihak-pihak yang menuding untuk tidak menyebabkan informasi yang tidak betul, karena belum dilakukan olah TKP guna membuktikan siapa pelaku penembakan itu dilakukan oleh TNI atau KKB,” tuturnya.

 

Pewarta: Agus Pabika
Editor: Elisa Sekenyap 

Artikel sebelumnyaBuku Inspiratif dari Dogiyai
Artikel berikutnyaTPNPB Klaim Telah Menembak 14 Pasukan Indonesia Sepanjang September 2020