JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Menjelang sidang pembacaan tuntutan terhadap terdakwa makar Victor F Yeimo di PN Jayapura, Selasa (11/4/2023), Solidaritas Rakyat Papua Melawan Rasisme (SRPMR) menyampaikan sembilan tuntutan tegas.
Diantaranya pihak solidaritas mendesak presiden Joko Widodo, Kapolri, dan Kejaksaan Tinggi Papua agar segera bebaskan Victor Fredrik Yeimo tanpa syarat, sebagai bentuk keadilan terhadap rakyat Papua.
Selain itu, pihaknya juga meminta agar hentikan kriminalisasi aktivis HAM, Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti di Jakarta.
“Kami meminta dengan tegas kepada negara untuk menghentikan kriminalisasi terhadap aktivis HAM Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti,” tegas Wene Kilungga, koordinator RPMR di Jayapura.
Sembilan poin tuntutan RPMR tersebut dibacakan di jalan Biak Abepura, Selasa (11/4/2023) pagi.

Berikut sembilan poin tuntutan RPMR:
- Mendesak Presiden Republik Indonesia, Kapolri, Polda Papua dan Kejaksaan Tinggi Papua agar segera membebaskan Victor Yeimo tanpa syarat, untuk memberikan rasa keadilan terhadap rakyat Papua sebagai korban rasisme.
- Meminta kepada majelis hakim yang mengadili Victor Yeimo sebagai korban rasisme secara bijak memutuskan vonis bebas berdasarkan fakta persidangan.
- Hentikan kriminalisasi, diskriminasi penegakkan hukum, intimidasi, teror, penangkapan dan pembungkaman terhadap aktivis pro demokrasi dan aktivis HAM di Indonesia dan di Tanah Papua.
- Segera bebaskan seluruh tahanan politik Papua di Tanah Papua.
- Meminta dengan tegas kepada negara untuk menghentikan kriminalisasi terhadap aktivis HAM, Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti.
- Hentikan kekerasan terhadap rakyat sipil di kabupaten Nduga, kabupaten Puncak Papua, Intan Jaya, Yahukimo, Pegunungan Bintang, Maybrat dan wilayah konflik lainnya.
- Segera tarik militer organik dan non organik dari seluruh Tanah Papua.
- Mendesak Komisi Tinggi HAM PBB, Palang Merah Internasional, jurnalis internasional independen masuk ke Papua untuk melakukan investigasi pelanggaran HAM dan meliput realita kekerasan di Tanah Papua.
- Hentikan semua praktek rasisme di Tanah Papua.
Pewarta: Elisa Sekenyap