
JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Mengunjungi sesama umat Tuhan dari distrik Bibida, kabupaten Paniai, Papua Tengah, yang telah mengungsi di komplek Paroki Salib Suci Madi, Pemuda Katolik Komisariat Cabang (PK Komcab) kabupaten Paniai, selain berbagi kasih, juga menyerukan perdamaian segera tercipta.
“Siapapun tidak menghendaki situasi begini terjadi hingga umat Tuhan terusik dan harus terusir dari rumah mereka. Damai benar-benar segera tercipta agar saudara-saudari warga masyarakat distrik Bibida dan lainnya segera kembali ke rumah mereka,” kata Engelbertus Tekege, ketua karetaker PK Komcab kabupaten Paniai, Rabu (19/6/2024).
Salah satu organisasi kemasyarakatan (ormas) yang diakui negara Indonesia itu membawa misi perdamaian.
Diakuinya, sejak dunia diciptakan, Tuhan membuatnya dengan tujuan yang indah. Salah satunya adalah supaya setiap makhluk ciptaan-Nya hidup dalam damai dan kasih. Namun realitanya manusia hidup dalam berbagai situasi berbeda yang berujung pada konflik dan kehancuran.
Terutama dengan melihat situasi terkini di kabupaten Paniai, kehidupan umat Tuhan sedang tidak kondusif. Terjadi kontak senjata antara TNI Polri dan TPNPB yang dimulai sejak 14 Juni 2024 belum berakhir.
“Akibat dari itu, umat Tuhan di distrik Bibida, Paniai Timur terutama enam desa, distrik Dogomo dan distrik Dumadama menjadi sasaran mengungsi dari tempat tinggal mereka. Umat Tuhan telah mengungsi ke pusat Paroki Salib Suci Madi, juga Nabire, Timika dan daerah lain di kabupaten Paniai,” jelasnya.
Orang Katolik, kata Tekege, dipanggil sebagai pembawa damai di tengah dunia. Karena Yesus sendiri sudah lebih dulu menjadi teladan pendamaian atas dunia. Seperti tertera dalam Kolose 1: 20: “dan oleh Dialah memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di surga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus”.
Juga, dalam Galatia 5: 14: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!”. Roma 13: 9-10: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!”. Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah penggenapan hukum Taurat.
Oleh karena itulah, Pemuda Katolik Komcab Paniai datang berbagi kasih kepada umat Tuhan yang mengungsi di Paroki Madi.
“Bantuan kemanusian kepada umat Tuhan yang lagi mengungsi di Paroki Salib Suci Madi dengan rasa cinta kasih sesama ciptaan Tuhan Allah di muka bumi ini,” ucapnya.
Firman Tuhan dalam Lukas 3: 11: “Barangsiapa mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan, hendaklah ia berbuat juga demikian.”
Dalam Ibrani 13: 14: “Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan”.
Demi perdamaian, Pemuda Katolik Komcab Paniai mendesak kepada sejumlah pihak untuk secepatnya mengupayakan situasi kembali normal agar masyarakat dapat beraktivitas seperti sedia kala.
Pertama, pemerintah kabupaten Paniai segera berkoordinasi dengan pemerintah provinsi Papua Tengah untuk menyampaikan saran dan usul kepada pemerintah pusat di Jakarta agar menarik seluruh pasukan organik maupun non organik dari kabupaten Paniai.
Kedua, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) serta seluruh stakeholder harus buat rapat diskusi (FGD) yang bicara soal quo vadis stabilitas keamanan di kabupaten Paniai.
Ketiga, hasil FGD harus rekomendasikan kepada pemerintah pusat melalui pemerintah provinsi Papua Tengah sebagai bahan pertimbangan dalam penanganan keamanan di kabupaten Paniai.
Keempat, hentikan perang diantara kedua kombatan TNI Polri dan TPNPB serta segera kembalikan umat Tuhan ke dusunnya dan segera tarik mundur kedua kombatan dari tempat umat Tuhan di distrik Paniai Timur (6 desa), distrik Bibida, Dogomo, dan Dumadama.
Kelima, umat Tuhan diajak untuk doa dan puasa bagi keselamatan sesama umat Tuhan yang sedang mengungsi serta demi stabilitas keamanan di Paniai dengan melandasi bunyi firman Tuhan dalam Matius 21: 22: “Segala sesuatu yang kamu minta dalam doa, percayalah bahwa Allah sedang memberikannya, maka kamu akan menerimanya”.
Seruan damai itu disampaikan pengurus Pemuda Katolik Komcab kabupaten Paniai dari hadapan umat Tuhan yang mengungsi di Gereja Katolik Paroki Salib Suci Madi, usai serahkan uang hasil donasinya, Selasa (18/6/2024).
Seruan diakhiri dengan firman Tuhan dalam Yohanes 14:27: “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu”, dan Yesaya 41: 10: “Jangan takut, karena Aku menyertai kamu; jangan cemas, karena Akulah Tuhanmu; Aku akan menguatkanmu, Aku akan menolongmu, Aku akan menopangmu dengan tangan kananKu yang lurus.”
Yunus Eki Gobai, sekretaris karetaker PK Komcab kabupaten Paniai, menyebut rasa resah dan trauma umat akan berkepanjangan manakala tidak segera pulang ke rumah. Tinggal di tempat pengungsian akan menambah beban psikologis karena mereka punya rumah, kebun dan ternak yang harus disentuhnya.
“Saudara-saudari kita ini harus segera kembali ke rumah. Cepat atasi situasi menuju perdamaian adalah dambaan kita semua saat ini. Damailah negeriku agar sesama umat Tuhan segera kembali ke asal dusun. Doa saya, Tuhan Allah memberkati kita semua,” ucap Yunus.
Sebelumnya, Tino Mote, ketua Pemuda Katolik komisariat daerah (Komda) Papua Tengah, menyerukan perdamaian menyusul situasi tidak kondusif selama dua bulan terakhir distrik Bibida hingga warga masyarakat mengungsi lantaran sudah tidak nyaman lagi untuk tinggal di rumah mereka.
Tino menyatakan perlu penanganan dengan pendekatan persuasif agar warga sipil tidak korban dalam konflik bersenjata antara TNI-Polri dan TPNPB.
“Presiden Joko Widodo bersama Panglima TNI dan Kapolri harus segera mencari solusi damai untuk menyelesaikan konflik di Papua, termasuk situasi terkini sedang dialami masyarakat di distrik Bibida, kabupaten Paniai,” ujarnya dalam siaran pers, Sabtu (15/6/2024).
PK Komda Papua Tengah juga mengingatkan, “TNI-Polri dan TPNPB harus menahan diri agar tidak mengorbankan masyarakat sipil di distrik Bibida.”
Selain itu, peran penting pemerintah kabupaten Paniai dan provinsi Papua Tengah sangat dibutuhkan untuk cepat mengatasi situasi di Bibida agar kedamaian pulih kembali, sehingga warga pulang ke kampung halaman mereka. []