JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Meninggalnya satu tokoh pejuang sejati kemerdekaan bangsa Papua Barat Jenderal Matias Wenda menyisakan duka cita bagi segenap pasukan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) di 36 komando daerah pertahanan (Kodap) se-Tanah Papua.
Jenderal Goliath Naaman Tabuni, panglima tinggi TPNPB bersama seluruh pasukan dari 36 Kodap se-Tanah Papua turut berduka cita atas meninggalnya Jenderal Matias Wenda, Sabtu (12/4/2025).
“Secara resmi pada hari ini Senin, 14 April 2025 dari pengendali manajemen markas pusat komando nasional TPNPB mengumumkan duka nasional kepada semua pihak atas meninggalnya Jenderal Mathias Wenda, sebagai pejuang sejati kemerdekaan bangsa Papua yang telah mempertaruhkan seluruh hidupnya demi perjuangan bangsa dan tanah air West Papua.”
“Jenderal Mathias Wenda sebagai seorang gerilyawan sejati sejak muda di medan perang bersama pasukan TPNPB di Tanah Papua melawan militer pemerintah Indonesia demi merebut kembali kemerdekaan bangsa Papua 1 Desember 1961 hingga akhirnya meninggal dunia dalam usia ke-90 tahun pada 12 April 2025.”
Demikian siaran pers dari pengendali manajemen markas pusat komando nasional TPNPB yang disebarkan Sebby Sambom, juru bicara TPNPB, Senin (14/4/2025).
“Atas perjuangan dan pengabdiannya yang tulus bagi perjuangan bangsa Papua demi merebut kembali kemerdekaan Papua, maka disampaikan kepada seluruh pasukan TPNPB di 36 Kodap se-Tanah Papua agar menghargai dan menghormati para pahlawan bangsa dengan menaikan bendera sang Bintang Fajar setengah tiang,” tulisnya.
Cukup panjang sepak terjang Mathias Wenda dalam perjuangan kemerdekaan Papua. Tahun 2001 mendiang sempat dipenjara oleh Papua New Guinea (PNG) di Vanimo, berjarak sekira satu jam naik mobil dari Wutung. Kala itu Mathias Wenda terbukti bersalah karena melatih pasukannya di “negeri asing”.
Jenderal Mathias Wenda adalah gerilyawan dan tokoh Papua merdeka dari sayap militer yaitu TPNPB OPM. Ia meninggalkan sisa perjuangannya yang bakal dilanjutkan lagi.
“Kami generasi muda bersumpah akan melanjutkan perjuangan. Terima kasih tokoh legendaris bangsa Papua yang pernah mencetak sejarah, dimana jalan kaki dari Wamena tiba di Bewani PNG pada tahun 1978. Selamat jalan komandan,” begitu ditulis di siaran pers. []