PANIAI, SUARAPAPUA.com— Pendiri sekaligus ketua pers mahasiswa (Persma) Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura, Marselino Kudiai telah menghembuskan nafas terakhirnya (meninggal), Minggu 5 Januari 2020, di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Paniai, Madi.
Ibu kandung Marselino (Inno), Yulita Pekei mengaku Inno meninggal setelah derita penyakit lambung.
“Tidak ada penyakit lain, cuman karena sakit lambung saja,” kata mama Pekei ketika ditemui suarapapua.com, di rumahnya, Bapouda, Enarotali, Rabu (8/1/2020).
Inno hembuskan nafas terakhirnya tepat pukul 09.00 malam waktu Papua di RSUD Madi. Setelah itu, lanjut mama Pekei, jasad anaknya langsung dibawa ke rumah di Bapouda, Enarotali, untuk disemayamkan.
“Sudah tiga malam kami semayamkan jasad anak di rumah sini. Dan ini hari, hari ketiga (kemarin, 8/1), akan kami kubur disini di samping rumah,” ujarnya.
Dikatakan, dari penyakit yang diderita dan waktu sakit, ia tidak percaya bisa anaknya meninggal.
Sehingga kepergian Inno, kata mama Pekei, telah meninggalkan duka terdalam bagi dirinya dan tentu juga bagi setiap orang yang sayang dia.
“Saya bingung mau bilang Tuhan adil atau tidak. Karena kematian anak saya sangat tidak masuk diakal. Cuma sakit begitu bisa meninggal. Dan lebih sedih lagi karena sedikit lagi dia mau wisuda,” imbuhnya.
Ayah Inno, Yulianus Kudiai, mengaku meski berat tetap pasrahkan kepergian anak pertamanya tersebut.
“Kalau sudah begini mau apa lagi. Kami keluarga pasrah. Mungkin ini sudah kehendak Tuhan yang terbaik, yang memang tidak bisa ditolak,” ucap bapak Kudiai.
Inno, menurut ayahnya, sejak kecil selalu nurut pada orang tua hingga meninggal. “Jadi yang saya sedih, dia pergi (meninggal) terlalu cepat. Masih sangat muda, itu saja, yang lain tidak,” ungkapnya.
Ketika ditanya apakah mengetahui aktivitas Inno selama kuliah, ayahnya katakan tahu. Tahu karena menurut ayahnya, apapun yang mau atau telah dilakukan selalu Inno beritahu, terutama kepada dirinya.
“Sebagai orang tua tentu tahu. Jadi itulah konsekuensi. Tapi intinya, dia pergi sesuai rencana Tuhan,” jawabnya.
Kronologi kematian Marselino
Inno awal sakit di Jayapura pada bulan November 2019. Setelah periksa di salah satu rumah sakit di Jayapura, ia di vonis sakit lambung.
Karena sakitnya makin parah, awal Desember ia memutuskan tuk pulang ke Paniai. Sampai di Paniai, ia langsung dibawa ke RSUD Madi oleh orangtuanya untuk berobat tanggal 29 Desember. Seminggu kemudian, tepatnya pada hari Minggu 5 Januari 2020, pukul 09.00 malam, ia menghembuskan nafas terakhir.
Ia lalu dimakamkan, Rabu (8/1/2020), di samping rumah keluarganya, di Bapouda, Enarotali, Paniai.
Acara pemakaman dipimpin oleh Pastor Yance Yogi, didampingi Pastor Fransiskus Uti.
Riwayat hidup Marselino
Marselino Kudiai lahir di Komopa pada tanggal 27 Maret 1996. Ia memulai pendidikan dasar di SD YPPK Komopa (2002-2008). SMP YPPK Antonius Nabire (2008-2011). Tamat tahun 2014 di SMA Negeri I Enarotali setelah pindah dari SMA Adhi Luhur Nabire. 2015 lanjut kuliah di Uncen Jayapura sampai ia meninggal.
Ia kuliah di Uncen di Fakultas Teknik, jurusan geologi. Ia semester 8 sekarang.
Selama kuliah ia banyak geluti di berbagai organisasi, baik di kampus maupun di luar. Di kampus ia pendiri sekaligus sebagai ketua pers mahasiswa Uncen (hingga meninggal). Diluar, ia pendiri forum literasi meeuwodide, ia juga sebagai anggota komunitas Papuansfoto, wartawan media Kabar Mapegaa dan anggota di komunitas sastra Papua (Ko’sapa).
Pewarta: Stevanus Yogi
Editor: Arnold Belau