JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Sebanyak 10 orang yang sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Madi, Paniai dibawah ke Polres Jayapura untuk diperiska oleh pihak kepolisian terkait insiden Deiyai yang terjadi pada 28 Agustus lalu.
Hal ini diungkapkan pastor Santon Tekege, Pastor di Paroki St. Yosef Enarotali, Keuskupan Timika, kepada suarapapua.com dari Enarotali, Sabtu (31/8/2019).
Pastor Tekege mengatakan, hari ini sekitar pukul 13.00 WP mereka dipindahkan ke Polres Paniai. Ia mengkwatirkan pemindahan mereka untuk dijadikan tersangka dalam kasus Deiyai.
“Saya kwatir kalau mereka dipindahkan dengan maksud periksa tetapi ujung-ujungnya dijadikan tersangka. Ini karena akan menyembunyikan pelaku sebenarnya yang menjadi pemicu bentrok dan menjadikan pendemo sebagai pelaku. Mereka ini hadir untuk menyampaikan aspirasi bersama warga di Deiyai,” katanya.
Baca Juga: Ketua PNWP Wilayah Meepago Tertembak di Deiyai
Menurutnya, polisi harusnya mencari aktor utama yang menjadi pemicu terjadinya bentrok antara aparat keamanan dan masyarakat sipil di Deiyai, Papua.
“Pelaku utama yang harus diungkap. Pelaku yang saya maksud adalah pelaku yang menjadi pemicu bentrok itu. Jangan sampai pelaku yang dijadikan tersangka,” katanya.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Paniai, AKBP Abdullah Wakhid Prio Utomo saat dikonfirmasi media ini membenarkan bahwa 10 orang sudah dibawah ke Polres untuk dimintai keterangan.
“Baru 10 (orang) setelah dinyatakan sehat oleh dokter. 6 masih dirawat. Dan mereka dibawah ke Polres untuk dimintai keterangan,” katanya menjawab pertanyaan Suara Papua.
Dari data yang dikeluarkan pihak RSUD Madi, sebanyak lima orang meninggal di RSUD Madi dan 24 orang dirawat di RSUD Paniai, yakni dua anggota TNI, tiga anggota Polisi dan 18 warga sipil.
Sedangkan yang meninggal di RSUD Madi adalah satu anggota TNI dan empat warga sipil.
Baca Juga: Di Deiyai Aparat Hambur Tembakan, 6 Orang Tewas
Sebelumnya, media ini memberitkan bahwa sebanyak enam warga sipil tewas dalam insiden tersebut. Sementara itu, tirto.id menberitakan bahwa tujuh warga sipil tewas. Mereka adalah Apiin Mote (32 tahun), pantat kanan tertembak, tembus ke samping; Naomi Pigome (28), jatuh ke parit saat terkena gas air mata, luka tergores di betis kiri; Marthinus Iyai (27), tertembak di paha kanan; Yanto Dogopia (10), tertembak di paha kiri; dan Yusti Agapa (17), paha kanan tertembus peluru.
Sementara dari pihak aparat keamanan, ada enam personel yang menjadi korban luka panah. “Satu anggota TNI AD gugur dan lima anggota Polri terluka [akibat] panah,” ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Hotel Mercure.
Pewarta: Arnold Belau