BeritaUsai Bacakan dari Halaman FKIP Uncen, Aspirasi Diterima Legislator Papua

Usai Bacakan dari Halaman FKIP Uncen, Aspirasi Diterima Legislator Papua

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Gagal ke kantor Dewan Rakyat Papua (DPRP) sebagaimana diagendakan sebelumnya karena keburu dibubarkan aparat keamanan, Solidaritas Mahasiswa dan Rakyat Papua Menolak Otsus Jilid II membacakan pernyataan sikapnya dari halaman FKIP Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura di Abepura, Rabu (14/7/2021) siang.

Pernyataan sikap tersebut dibacakan Yops Itlay, ketua badan eksekutif mahasiswa (BEM) Uncen di hadapan Laurenzus Kadepa, Anggota DPRP yang berkesempatan menemuinya di kampus Uncen.

“Hari ini kami mau ke kantor DPRP, tetapi tidak bisa karena tadi dibubarkan. Terima kasih pak dewan yang bersedia datang ke sini. Kami akan bacakan pernyataan sikap dari sini, bahwa kami tetap tolak Otsus jilid dua dilanjutkan di Tanah Papua,” ujar Yops.

Pembahasan dan pengesahan Rancangan Undang-Undang Otonomi Khusus (RUU Otsus) yang dilakukan di Jakarta, kata dia, hanya sepihak tanpa mendengar sedikitpun aspirasi rakyat Papua. Hal itu juga tak sesuai mekanisme sebagaimana diatur dalam Pasal 77 Undang-Undang nomor 12 tahun 2001 tentang Otsus bagi Papua.

Baca Juga:  Sinode GKI dan Mitra UEM Gelar Penanaman Terumbu Karang di Pantai Harlem

Karena itu, tegas Yops, mahasiswa Papua menyambung aspirasi rakyat Papua yang selama ini menilai kebijakan pemerintah bernama Otsus sejak tahun 2021 gagal, sehingga dengan tegas telah menolak Otsus dilanjutkan.

“Berdasarkan kenyataan 20 tahun yang sudah berjalan di Tanah Papua, maka kami mahasiswa Papua, kami juga sudah punya kajian (ilmiah) dan hari hari ini nyatakan Otsus (sudah) gagal, dan ini pernyataan sikap,” Yops sambil serahkan ke Laurenzus Kadepa.

Delapan Pernyataan Sikap

Pernyataan sikap yang disampaikan ke Legislator Papua antara lain memuat sedikitnya delapan poin yang dibacakan sebelumnya mengingat fakta kebijakan pemerintah selama ini tidak pro rakyat, kegagalan Otsus selama 20 tahun, terjadi banyak kasus pelanggaran HAM, dan pembungkaman ruang demokrasi di Tanah Papua.

  1. Kami menolak dengan tegas memperpanjang pemberlakuan Otsus jilid dua dalam bentuk dan nama apapun di teritori West Papua: provinsi Papua dan provinsi Papua Barat.
  2. Kami Solidaritas Mahasiswa dan Rakyat Papua menolak segala bentuk kompromi setiap agenda-agenda pembahasan dan keputusan yang tidak melibatkan rakyat Papua selaku subjek dan objek seluruh persoalan di Tanah Papua.
  3. Segera kembalikan kepada rakyat Papua untuk memilih dan menentukan nasibnya sendiri: apakah menerima Otsus atau merdeka sebagai sebuah negara.
  4. Kami mendukung 700 ribu suara rakyat Papua yang telah menandatangani dan menyatakan sikap melalui Petisi Rakyat Papua (PRP) dan kami mendukung 110 organisasi yang telah menyatakan sikap.
  5. Kami meminta Majelis Rakyat Papua (MRP) dan MRP Papua Barat untuk menyetujui dan menandatangani PRP untuk menentukan nasib dan masa depan Papua melalui PRP.
  6. MRP segera menggelar musyawarah besar (Mubes) rakyat Papua untuk mendengar aspirasi rakyat terkait Otsus di Tanah Papua.
  7. Kami solidaritas mahasiswa dan rakyat Papua menolak keberlanjutan Otsus jilid dua di tanah air karena 20 tahun berjalan telah terbukti bahwa Otsus telah gagal.
  8. Berikan penentuan nasib sendiri bagi bangsa Papua sebagai bangsa yang merdeka.
Baca Juga:  Trada Petugas dan Obat di Pustu Warmandi, Masyarakat Memilih Berobat Secara Tradisional

Dikabarkan, Laurenzus Kadepa tak sempat menyampaikan satu katapun di hadapan mahasiswa usai menerima satu map berwarna merah berisi kajian Otsus perspektif mahasiswa Papua berikut pernyataan penolakan kebijakan pemerintah Indonesia di Tanah Papua.

Sesaat menerima aspirasi mahasiswa, Kadepa dihentikan salah satu anggota polisi yang menerobos masuk ke halaman FKIP. Kadepa tak diizinkan berbicara di hadapan mahasiswa Papua.

Baca Juga:  Walkot Sorong Tegaskan Musrenbang Otsus Bahas Pembangunan Prioritas OAP

Sembari bergegas keluar, politisi Nasdem ini menyarankan seluruh mahasiswa tetap tenang dan membubarkan diri.

“Ini akan dilanjutkan ke atasan kami. Aspirasi kalian saya terima. Silakan bubar,” singkat Kadepa disambut yuu-waita –teriakan beriringan sambil berdansa di tempat.

Mahasiswa akhirnya keluar menyusul Legislator Papua dan dengan keadaan aman menuju sekretariatnya di dalam kampus Uncen, Abepura.

“Saya menerima aspirasi mahasiswa, pemuda dan rakyat Papua menolak Otsus jilid II di halaman gedung FKIP Uncen Bawah, Rabu (14 Juli 2021). Kehadiran saya di tengah massa pendemo kali ini dalam siaga aparat keamanan yang sangat ketat, mungkin karena di masa pandemi Covid19,” tulis Kadepa di wall akun facebooknya.

Pewarta: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

Enam Ribu Personil Militer Indonesia Kuasai Wilayah Perang di Papua

0
“Ribuan personel angkatan militer Indonesia yang dikirim dari pusat secara diam-diam melalui kapal sipil, pesawat sipil dan yang berprofesi sebagai intelijen belum diketahui dan itu hanya diketahui oleh Panglima TNI dan DPR RI atas kebijakan pertahanan negara Indonesia dari ancaman perjuangan politik Papua Barat,” demikian ditulis dalam siaran persnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.