
SORONG, SUARAPAPUA.com— Daerah otonomi baru (DOB) atau pemekaran propinsi Papua Barat Daya merupakan produk hama yang diciptakan oleh Jakarta bersama elit politik Papua untuk merusak segala aspek kehidupan masyarakat asli Papua di tanah Papua.
Hal tersebut disampaikan Yosep Nauw, salah satu orator dalam aksi penolakan pemekaran propinsi Papua Barat Daya dan propinsi lainnya. Ia menilai bahwa pemekaran adalah hama perusak hutan adat, budaya, dan aspek kehidupan masyarakat asli Papua.
“DOB adalah hama yang datang mematikan adat kita, budaya kita, tanah kita, dan kehidupan kita semua. DOB ini hama yang diciptakan elit-elit Papua yang bersekongkol dengan Jakarta,” ucap Yosep dalam orasinya di depan toko Elin, kota Sorong, Papua Barat, Kamis (17/3/2022).
Yosep menolak kata DOB atau pemekaran Papua Barat Daya sebagai solusi untuk mengurangi penggangguran dan menciptakan kesejahteraan.
Ia menilai bahasa-bahasa tersebut digunakan oleh Jakarta, dan elit politik Papua untuk menghasut rakyat karena realita dari dua propinsi Papua dan Papua Barat. Mama-mama Papua masih berjualan di bawah lantai dan orang non Papua yang lebih banyak menguasai di birokrasi di seluruh tanah Papua.
“DOB untuk mengatasi pengangguran! DOB untuk kesejahteraan! Itu adalah bahasa hasutan Jakarta dan elit politik Papua kepada rakyat Papua. Hari ini mama-mama bikin kebun jauh. Mereka sibuk cari uang akhirnya mereka punya anak-anak tidak sekolah baik-baik. Tada panas dan ada debu di pasar. Orang non Papua yang banyak kerja di kantor-kantor. Kami rakyat Papua hanya penonton. Penduduk asli Papua lebih sedikit, lalu DOB datang untuk siapa?” tanya Yosep.
Sementara itu, Yosep Syufi salah satu orator dalam aksi tersebut mengatakan bahwa harga diri orang Papua tidak bisa dibayar dengan pemekaran, tetapi harga diri OAP harus dibayar dengan meluruskan sejarah politik. Oleh sebab itu rakyat Papua harus menolak pemerkaran, karena pemekaran adalah ruang menghancurkan masyarakat asli Papua.
“Harga diri orang Papua tidak bisa dibayar dengan pemerkaran, tetapi harus dibayar dengan pelurusan sejarah politik orang Papua. Pemekaran tidak membawa dampak postif bagi OAP. Pemekeran hanya mendatangkan investasi di mana-mana. Investasi merusak tanah adat, merusak kali. Pemekaran mendatangkan militer banyak di tanah Papua,” Punkas Syufi.
Pewarta: Maria Baru
Editor: Elisa Sekenyap