Pemekaran PB adalah Hama yang Merusak Segala Aspek Kehidupan OAP di Tanah Papua

0
839
Gabungan massa aksi mahasiswa dan masyarakat asli Papua yang turun jalan tolak pemekaran DOB yang menuju kantor Walikota Sorong, Kamis (17/3/2022). (Maria Baru - SP)
adv
loading...

SORONG, SUARAPAPUA.com— Daerah otonomi baru (DOB) atau pemekaran propinsi Papua Barat Daya merupakan produk hama yang diciptakan oleh Jakarta bersama elit politik Papua untuk merusak segala aspek kehidupan masyarakat asli Papua di tanah Papua.

Hal tersebut disampaikan Yosep Nauw, salah satu orator dalam aksi penolakan pemekaran propinsi Papua Barat Daya dan propinsi lainnya. Ia menilai bahwa pemekaran adalah hama perusak hutan adat, budaya, dan aspek kehidupan masyarakat asli Papua.

“DOB adalah hama yang datang mematikan adat kita, budaya kita, tanah kita, dan kehidupan kita semua. DOB ini hama yang diciptakan elit-elit Papua yang bersekongkol dengan Jakarta,” ucap Yosep dalam orasinya di depan toko Elin, kota Sorong, Papua Barat, Kamis (17/3/2022).

Baca Juga:  Situasi Paniai Sejak Jasad Danramil Agadide Ditemukan

Yosep menolak kata DOB atau pemekaran Papua Barat Daya sebagai solusi untuk mengurangi penggangguran dan menciptakan kesejahteraan.

Ia menilai bahasa-bahasa tersebut digunakan oleh Jakarta, dan elit politik Papua untuk menghasut rakyat karena realita dari dua propinsi Papua dan Papua Barat. Mama-mama Papua masih berjualan di bawah lantai dan orang non Papua yang lebih banyak menguasai di birokrasi di seluruh tanah Papua.

ads
Baca Juga:  Empat Jurnalis di Nabire Dihadang Hingga Dikeroyok Polisi Saat Liput Aksi Demo

“DOB untuk mengatasi pengangguran! DOB untuk kesejahteraan! Itu adalah bahasa hasutan Jakarta dan elit politik Papua kepada rakyat Papua. Hari ini mama-mama bikin kebun jauh. Mereka sibuk cari uang akhirnya mereka punya anak-anak tidak sekolah baik-baik. Tada panas dan ada debu di pasar. Orang non Papua yang banyak kerja di kantor-kantor. Kami rakyat Papua hanya penonton. Penduduk asli Papua lebih sedikit, lalu DOB datang untuk siapa?” tanya Yosep.

Sementara itu, Yosep Syufi salah satu orator dalam aksi tersebut mengatakan bahwa harga diri orang Papua tidak bisa dibayar dengan pemekaran, tetapi harga diri OAP harus dibayar dengan meluruskan sejarah politik. Oleh sebab itu rakyat Papua harus menolak pemerkaran, karena pemekaran adalah ruang menghancurkan masyarakat asli Papua.

Baca Juga:  Simamora: Penting Mengajar Anak, Tetapi Juga Pembentukan Karakter

“Harga diri orang Papua tidak bisa dibayar dengan pemerkaran, tetapi harus dibayar dengan pelurusan sejarah politik orang Papua. Pemekaran tidak membawa dampak postif bagi OAP. Pemekeran hanya mendatangkan investasi di mana-mana. Investasi merusak tanah adat, merusak kali. Pemekaran mendatangkan militer banyak di tanah Papua,” Punkas Syufi.

 

Pewarta: Maria Baru

Editor: Elisa Sekenyap

Artikel sebelumnyaBeka Ulung Hapsara: Dialog akan Libatkan KNPB dan Lainnya
Artikel berikutnyaPMKRI Sorong Tolak DOB dan Mendesak Tuntaskan Kasus Pelanggaran HAM di Tanah Papua