BeritaJalan Rusak, Masyarakat Biak Barat Mancing dan Tanam Pohon

Jalan Rusak, Masyarakat Biak Barat Mancing dan Tanam Pohon

SORONG, SUARAPAPUA.com — Kecewa dengan kinerja pemerintah kabupaten Biak Numfor, masyarakat kampung Wardo Swan, distrik Biak Barat, menanam pohon dan memancing di badan jalan raya, Senin (13/6/2022).

Johanes Adadikam, koordinator Gerakan Sosial Pemuda Peduli Masyarakat Biak Barat Swandiwe, mengatakan, aksi mereka tersebut lantaran kesal terhadap kinerja Pemkab Biak Numfor yang menunjuk salah satu perusahaan lokal yakni PT Sonai Papua untuk mengerjakan proyek jalan Wardo Duber sepanjang 6 kilo yang dikerjakan tahun lalu.

Tetapi faktanya, kata Johanes, perusahaan hanya mengerjakan jalan sepanjang 4 kilo saja, sementara 2 kilo tidak dikerjakan.

Baca Juga:  Oknum Polisi yang Diduga Pelaku Rudapaksa di Kaimana Ditangkap di Seram

“Kerusakan jalan sepanjang dua kilo ini ditinggalkan oleh PT Sonai Papua yang memenangkan tender proyek jalan Wardo Duber dari kampung Yomdori sampai kampung Yedifo sepanjang 6 kilo. Perusahaan kerjakan hanya sampai empat kilo saja, dan sisanya dua kilo tidak dikerjakan. Saat ini jalan dalam kondisi rusak parah,” jelasnya melalui pesan singkat dari Biak Numfor.

Tanam pohon kelapa di tengah badan jalan. (Supplied for SP)

Dari fakta yang ada, lanjut Johanes, tentu saja sangat mengecewakan masyarakat. Apalagi pihak PT Sonai Papua tidak menyampaikan kepada masyarakat tentang apa yang menjadi kendala hingga dua kilo ruas jalan tidak dikerjakan saat itu.

Baca Juga:  Sinode GKI dan Mitra UEM Gelar Penanaman Terumbu Karang di Pantai Harlem

“Intinya aksi kami adalah aksi protes kepada PT Sonai Papua yang tidak mengerjakan pekerjaan hingga tuntas. Pihak ketiga itu tidak menyampaikan kepada kami masyarakat apa masalahnya sampe dua kilo itu tidak dikerjakan juga,” tuturnya.

Johanes menegaskan, pihaknya juga menyampaikan aksi protes kepada Pemkab Biak Numfor, DPRD Biak Numfor, Pemkab Supiori, DPRD Supiori, dan Pemprov Papua.

“Sebab kerusakan jalan ini sepertinya diabaikan, dan kalau mau dihitung-hitung jalan ini sudah 20 tahun, dan baru tahun 2021 kemarin dijawab dan dikerjakan oleh PT Sonai Papua hanya empat kilo saja, dari enam kilo,” ujar Adadikam.

Baca Juga:  Pengakuan Pemerintah Daerah Terhadap Wilayah Adat di Papua Masih Rendah

Sementara itu, Manu Awom, salah satu warga distrik Biak Barat, meminta pemerintah daerah agar lebih serius memperhatikan pembangunan di daerah.

“Kami melakukan aksi ini adalah aksi protes dan mosi tidak percaya terhadap Pemda Biak Numfor baik eksekutif maupun legislatif. Masyarakat menilai selama ini mereka lebih sibuk urus Otsus dan DOB di Jakarta, tetapi tidak ada upaya untuk menjawab aspirasi masyarakat tentang kondisi pembangunan di kabupaten ini,” ujarnya.

Pewarta: Reiner Brabar
Editor: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

Dewan Kesenian Pegunungan Gandeng Komunitas Labewa Galang Dana Bagi Siswa Pengungsi...

0
“Saya ingin para musisi di Papua Pegunungan menunjukkan bahwa kita bisa lebih dari sekadar menghibur. Kita bisa menjadi bagian dari perubahan, membantu adik-adik kita yang sedang berjuang untuk pendidikan,” ujarnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.