BeritaPolhukamSelamatkan Pilot Susi Air, Pangdam Prioritaskan Negosiasi

Selamatkan Pilot Susi Air, Pangdam Prioritaskan Negosiasi

SENTANI, SUARAPAPUA.com — Pembebasan pilot Susi Air Phillip Mark Mehrthens belum membuahkan hasil. Sejak disandera TPNPB kelompok Egianus Kogeya pada 7 Februari 2023 hingga kini sudah delapan bulan masih di tengah rimba bersama para penyandera.

Menanggapi hal itu, Mayor Jenderal TNI Izak Pangemanan, Pangdam XVII/Cenderawasih, mengatakan, hingga kini pilot yang disandera masih di hutan bersama kelompok TPNPB.

Baca Juga:  Walkot Sorong Tegaskan Musrenbang Otsus Bahas Pembangunan Prioritas OAP

“Sampai saat ini pilot masih di hutan bersama kelompok Egianus,” kata Pangemanan kepada wartawan usai memperingati HUT ke-78 TNI, Selasa (6/10/2023).

Upaya pembebasan pilot Susi Air dari tangan penyandera, pihaknya terus lanjutkan bersama Polri dan pemerintah. Pada prinsipnya upaya tersebut terus ditempuh dengan cara melakukan negosiasi.

“Kita masih terus mengedepankan negosiasi,” ujarnya.

Pangdam juga menyebutkan sejauh ini kondisinya masih baik-baik.

Baca Juga:  Kodam Limpahkan Kembali ke Polda, Kasus Bom Molotov Kantor Jubi Kian Kabur

“Sampai saat ini kondisi pilot masih baik-baik. TPNPB dibawah pimpinan Egianus mereka jaga pilot dengan baik, sehingga tidak ada masalah,” tutur Izak.

Sebelumnya, pemerintah Selandia Baru mendesak TPNPB segera bebaskan pilot tersebut. Desakan disampaikan karena setelah enam bulan lamanya masih juga disekap kelompok penyandera.

Dilansir stuff.co.nz, Christopher John Hipkins, Perdana Menteri Selandia Baru, mengatakan, pihaknya telah mengajukan permohonan langsung ke TPNPB untuk bebaskan pilot dari tawanan di belantara Papua.

Baca Juga:  Kantor Tempo Kembali Diteror Dengan Dikirimi Bangkai Tikus

“Kami akan terus melakukan apa yang kami bisa untuk membawanya pulang,” ujarnya kepada wartawan di Auckland, Rabu (9/8/2023).

Pilot itu disandera kelompok Egianus Kogeya di lapangan terbang Paro, distrik Paro, kabupaten Nduga, 7 Februari 2023. Pesawat Susi Air juga turut dibakar. []

Terkini

Populer Minggu Ini:

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.