![WhatsApp-Image-2024-05-23-at-09.53.03-768x575 (1)](https://ewr1.vultrobjects.com/suarapapuaweb/2024/05/WhatsApp-Image-2024-05-23-at-09.53.03-768x575-1.jpeg)
NABIRE, SUARAPAPUA.com — Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) wilayah Dekenat Paniai, Tigi, Kamuu-Mapia, dan Teluk Cenderawasih bersama rayakan hari ulang tahun (HUT) ke-100 tahun di Gereja Kristus Sahabat Kita (KSK) Nabire, Kamis (23/5/2024).
Momentum bersejarah itu dirayakan dalam bentuk misa syukur disertai launching pembukaan kegiatan aksi sosial.
Perayaan misa syukur dipimpin Pastor Ricardus Buanglela, Pr, yang dalam homilinya mengajak semua pihak memahami betapa pentingnya seorang mama. Kaum perempuan cukup berperan besar dalam berbagai aspek, termasuk dalam kegiatan keagamaan.
Pastor Ricardus mengungkapkan, bukan saja urusan rumah tangga, pentingnya peran perempuan juga semakin nyata sebagai “garam dunia” dengan karya-karyanya di tengah masyarakat, gereja dan bangsa.
Tak lupa kepada semua pihak diminta mendukung upaya tolak terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Setelah misa syukur dilanjutkan dengan seremonial yang di dalamnya ada kegiatan launching,” kata Elisabeth Pekei, ketua panitia HUT ke-100 WKRI Keuskupan Timika.
Launching pembukaan kegiatan aksi sosial diantaranya pawai dan aksi bersih-bersih kota Nabire, lanjut Elisabeth, bagian dari peringatan hari bersejarah umat Tuhan yakni Wanita Katolik.
Konvoi dan aksi bersih-bersih diawali dari paroki KSK Nabire ke Kodim 1705, berlanjut ke jalan Merdeka, kantor bupati Nabire, hingga paroki Kristus Raja Malompo, paroki Antonius Padua Wonorejo dan paroki Nabire Barat.
Ini setelah ditandai pelepasan balon ke udara yang diawali doa berkat oleh Pastor Octovianus Taena, Pr mewakili Pastor Dekan Dekenat Teluk Cenderawasih.
![](https://ewr1.vultrobjects.com/suarapapuaweb/2024/05/IMG_20240523_105108-scaled.jpg)
“Semua mengenakan pakaian kebesaran berwarna biru dengan membawa alat kerja untuk kerja bersih-bersih kota Nabire selama pawai keliling,” kata Pekei.
Irene Kipimbop Adii, ketua DPD Keuskupan Timika, mengatakan, kehadiran WKRI sebagai organisasi kemasyarakatan resmi di Indonesia turut berperan serta dalam berbagai aspek, termasuk kegiatan Gereja yang tak terpisahkan.
“Usianya saja sudah 100 tahun, lama sekali perjalanannya sebagai salah satu organisasi kemasyarakatan di negara kita,” kata Irene.
Dalam sambutannya dibeberkan pula sejumlah capaian termasuk program kerja selama satu periode kepengurusan.
WKRI dipelopori ibu Maria Soelastri pada tahun 1924 dan sebagai sebuah organisasi kemasyarakatan disahkan pemerintah melalui surat keputusan Menteri Kehakiman nomor J.A. 5/23/8 tanggal 5 Februari 1952. Keberadaannya menjadi wadah kaum perempuan untuk terlibat aktif dalam ormas yang mandiri, handal dalam memperjuangkan kesejahteraan bangsa melalui para perempuan.
![](https://ewr1.vultrobjects.com/suarapapuaweb/2024/05/IMG_20240523_105433-1-scaled.jpg)
Perayaan 100 tahun diharapkan menjadi momentum kelahiran kembali WKRI yang penuh asih, asah dan asuh serta mengandalkan solidaritas dan subsidiaritas dalam cara dan dinamika geraknya.
Di peringatan monumental ini diangkat tema utama yakni “Geraknya budi membangun pribadi, mewujudkan peradaban kasih”.
Selain bersyukur atas keberadaan dan karya WKRI di kancah Gereja Katolik dan negara, juga merefleksikan dan menyegarkan kembali nilai-nilai asali dalam karya WKRI.
Tentu pula menjadi daya gerak organisasi untuk meningkatkan kualitas anggota dan mengembangkan karya kemanusiaan khususnya pemulihan martabat perempuan. Sekaligus mempromosikan Wanita Katolik RI ke masyarakat luas, khususnya kalangan remaja putri dan mengembangkan jaringan atau kemitraan.
Diketahui, sesuai program dewan pengurus pusat (DPP), acara puncak peringatan 100 tahun WKRI tingkat nasional akan digelar Desember mendatang di Jakarta. []