JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Komite Nasional Papua Barat (KNPB) menggelar aksi pemasangan lilin mengenang penembakan dan kematian Mako Tabuni, Aktivis dan Ketua I KNPB di lokasi penembakan yang di Perumnas III Waena, Kota Jayapura pada 14 Juni 2024.
Mako ditembak tim khusus (Timsus) Polda Papua, di Perumnas III Waena, Kota Jayapura pada 14 Juni 2012. Sudah 12 tahun sejak kematian Mako.
Penembakan itu dilakukan Timsus Polda Papua dengan dalil bahwa Mako memegang senjata api dan hendak melakukan perlawanan.
Ones Suhuniap, Jubir KNPB Pusat mengatakan, aksi pemasangan lilin itu dilakukan pihaknya mengenang pembunuhan pimpinan revolusioner Papua, Musa Mako Tabuni di lokasi penembakan pada pukul 20.00 – 21.00 WIT.
“Mengenang pembunuhan Mako Tabuni, maka keadilan terhadap bangsa Papua Barat masih nihil,” kata Ones.
Menurut Ones, Mako Tabuni merupakan Ketua I KNPB Pusat yang ditembak tim Polda Papua di Perumnas III Waena. Maku ditembak dan dibunuh tanpa adanya pertimbangan sebagai praduga tak bersalah.”
Katanya, penembakan dilakukan dengan tuduhan palsu dan scenario yang diciptakan aparat kepolisian Papua di Kota Jayapura.
“Di mana ketika ada sejumlah peristiwa penembakan yang tiba-tiba terjadi di Kota Jayapura aparat menyebutnya dengan istilah penembakan misterius (Petrus). Skenario itu digaungkan setiap minggu melalu media, lalu tiba-tiba Mako ditembak.”
“Jadi Mako merupakan korban dari sekenario yang diciptakan itu untuk membunuh dan menculik pimpinan Trias KNPB Pusat.”
Ones juga menjelaskan angka pembunuhan aktivis KNPB versi pihaknya sejak tahun 2009 – 2017 sebanyak 39 orang.
“Negara melalui militer membunuh pimpinan KNPB dari pusat sampai wilayah yang berjumlah 39 orang. Jumlah ini terhitung sejak tahun 2009 – 2017, hanya karena menuntut hak penentuan nasib sendiri bagi bangsa Papua,” katanya.
Namun demikian kata Ones, sekalipun negara membunuh menangkap dan menyiksa anggota dan pengurus KNPB pusat hingga wilayah, KNPB tidak ikut mati bersama mereka yang telah pergi.
“KNPB bersama roh dan semangat perlawanan 39 orang yang telah di bunuh dan roh Mako Tabuni akan tetap ada dan akan selalu ada selama rakyat Papua tidak diberikan ruang demokrasi untuk menentukan nasib sendiri.”
“Usulan KNPB untuk melakukan referendum ulang adalah opsi terbaik kepada pemerintah Indonesia untuk mengakhiri konflik TPNPB dan TNI-Polri di tanah Papua. Tujuannya agar menghindari korban jiwa, baik rakyat sipil, orang asli Papua maupun non Papua,”
Ia juga mempertegas bahwa KNPB akan selalu ada selama HMNS belum dilakukan demi perdamaian, keadilan dan demi masa depan bangsa Papua.
“KNPB masih hidup, Mako Tabuni masih hidup. Salam Revolusi. Kita harus mengakhiri,” tukas Ones.