OKSIBIL, SUARAPAPUA.com — Pembongkaran dua ruang kelas SMP Negeri 1 Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, ditentang berbagai pihak. Pasalnya, ini sekolah tertua sejak empat puluh tahun silam yang seharusnya tak perlu dibongkar.
Protes dari berbagai pihak pada intinya menganggap kebijakan bupati membongkar gedung sekolah tersebut demi bangun jalan raya merupakan hal yang sangat tidak tepat. Jalan raya diprioritaskan lebih penting ketimbang sekolah sebagai sarana untuk menyiapkan generasi berkualitas di masa mendatang.
Baca juga: Demi Jalan Lintas Kampung, SMP Negeri 1 Oksibil Dibongkar
Beny Uropkulin, warga Kampung Okmakot, Distrik Oksibil, menilai kebijakan pembongkaran sekolah kurang tepat dilakukan karena itu sama artinya membunuh sumberdaya manusia (SDM).
“Ini dorang bongkar gedung sekolah yang bersejarah. Seharusnya tidak boleh. Sekolah ini mencetak SDM Pegunungan Bintang,” ujar Beny kepada suarapapua.com di Oksibil.

Sekolah sebagai sarana penunjang proses belajar mengajar, tegas dia, seharusnya tidak dibongkar.
“SMP ini satu-satunya sekolah yang dibangun pertengahan tahun 70-an di bagian Timur Kabupaten Jayawijaya,” ungkapnya.
Beny menceritakan, sekolah tersebut dibangun tahun 1978. Ini satu-satunya SMP di Pegunungan Bintang, tatkala dulu masih bergabung dengan Kabupaten Jayawijaya.
“SMP Negeri 1 Oksibil merupakan sekolah bersejarah di daerah ini. Siapapun harus perhatikan secara serius. Jangan bongkar seenaknya. Ini sekolah yang sangat tidak bisa diganggu gugat,” kata Beny Uropkulin yang juga mantan ketua Osis di era 80-an.
Lanjut Beny, “Setelah bongkar sekolah, aktivitas belajar mengajar di sekolah itu sudah berhenti, harus segera bangun ruang kelas baru (RKB) agar aktivitasnya normal. Kejadian ini sangat menyakitkan. Sebagian besar pejabat di daerah ini lulusan SMP Negeri 1 Oksibil, trus kenapa malah dibongkar?”
Terpisah, kepala kampung Okmakot, Plasidus Bamulki, mengatakan, hal paling pokok adalah peningkatan kualitas maupun kuantitas pendidikan.

“Saya sudah koordinasi dengan Bupati Pegunungan Bintang terkait pembongkaran SMP Negeri Oksibil. Saya bilang sama pak bupati bahwa pendidikan ini bersejarah, sehingga pemerintah daerah mendorong peningkatan kualitas maupun kuantitas pendidikan, bukan membongkar sekolah.”
Menurut Plasidus, bupati akan bangun sarana prasarana untuk peningkatan mutu pendidikan pada tahun 2018.
“Sekolah ini ada di wilayah saya, pasti akan kawal terhadap janji bupati ini,” ujarnya.
Hermanus Bamulki, komite sekolah SMP Negeri 1 Oksibil, di tempat terpisah, mengatakan, pada tahun 2018 Pemda akan bangun 14 RKB dan rumah guru.
Untuk itu, Hermanus berharap, “Tahun 2018 bisa direalisasikan agar anak-anak bisa belajar dengan baik.”
Selain dari yang telah direncanakan, ia menyarankan agar ada penambahan RKB. “Tahun ini harus ada peningkatan sarana dan prasarana terutama RKB ditingkatkan dari jumlah yang ada, bisa mencapai 28 RKB,” pinta Herman.
Pewarta: Fransiskus Kasipmabin
Editor: Arnold Belau