BeritaOknum Anggota TNI di Wamena Kedapatan Memodifikasi Tangki Mobil untuk Mengisi BBM

Oknum Anggota TNI di Wamena Kedapatan Memodifikasi Tangki Mobil untuk Mengisi BBM

WAMENA, SUARAPAPUA.com — Tim operasi lapangan yang dibentuk DPRD Jayawijaya bersama beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Jayawijaya menemukan oknum anggota TNI dari Kodim 1702/Jayawijaya yang telah memodifikasi tengki mobil (menambah kapasitas) untuk pengisian bahan bakar Solar.

Oknum anggota TNI itu ditemukan tim operasi lapangan di APMS Langsimingsi Wamena pada 23 Setember 2021.

Hal tersebur disampaikan Ketua Komisi B DPRD Jayawijaya, Iwan Asso saat ditemui wartawan di Wamena.

“Kebetulan mereka hari ini [amis] ada kerja, kedapatanlah satu mobil yang tujuannya isi solar, tapi tengki itu di modifikasi. Mobil itu milik oknum anggota TNI dari Kodim,” jelas Iwan.

“Teman anggota ini hanya masuk dan keluar, karena dimobil itu mereka kasih kibar benderah merah puti yang menandakan bahwa ini adalah anggota. Sehingga masuk los [bebas] kemudiam keluar juga los [bebas],” katanya.

Katanya, aksi oknum anggota ini telah tercium lama oleh hampir seorang orang di Wamena.

Baca Juga:  Lis Tabuni akan Dorong Pembentukan Perdasus untuk Mama-mama Papua

“Jadi ada satgas kami yang selama ini megawasi di lapangan. Karena kasus ini, kasus penimbua BBM sejak 2011 sampai dengan sekarang.”

“Setelah kita cek memang benar bahwa di mobil itu ada tengki yang standar dalam mobil tapi ada tengki modifikasi yang kita temukan tadi. Dan itu benar adanya. Dan yang punya adalah anggota yang selama ini beroperasi di wilayah Wamena. Jadi ini terjadi di APMS Lasminingsi.”

Atas kejadian tersebut pihak DPRD akan melakukan pemanggilan kepada institusi terkait, termasuk pihak kepolisian untuk mendiskusikannya. Rencananya kata Asso Minggu depan pada Senin atau Selasa.

Baca Juga:  Kodam Limpahkan Kembali ke Polda, Kasus Bom Molotov Kantor Jubi Kian Kabur

Selain itu, pihaknya Komisi B DPRD Jayawijaya akan berupaya membangun koordinasi dan komunikasi dalam menghadirkan beberapa OPD guna mendiskusikan dengan tujuan untuk menekan atau mengatasi persoalan tersebut.

Arisman Chaniago, Kepala Bidang Perdagangan pada Dinas Perindagkop Kabupaten Jayawijaya, menjelaskan terkait antrian panjang yang terjadi di beberpa APMS yang ada di Jayawijaya karena masyarakat di Jayawijaya terfokus hanya di APMS di Wamena.

“Kenapa terjadi antrian panjang di APMS Wamena, disebabkan karena kebutuhan BBM, masyarakat hanya terfokus pada APMS yang ada di Wamena. Jadi kita di Wamena hanya punya empat APMS, sementara konsumen kita semakin hari semakin bertambah dengan adanya perkembangan pembangunan sarana dan prasarana angkutan,” jelas Arisman.

Baca Juga:  Tingkatkan Pelayanan, Pertamina PNR Papua-Maluku Gandeng Pemda Pastikan SPBU Sentani

Arisman lalu merinci soal jumlah kuota BBM yang dimiliki saat ini, dimana kuotanya hanya 1.165 KL perbulan, sementara yang dibutuhkan 3.500 liter perbulan.

“Makanya tadi dalam rapat, kita disarankan untuk memasukan ke dalam suatu program dan mengajukan permohonan ke Pemerintah Pusat untuk melakukan penambahan kuota BBM di Jayawijaya,” ungkapnya.

Sementara, Dadim 1702/Jayawijaya, Letkol Inf. Arif Budi Situmeang ketika dikonfirmasi suarapapua.com melalui pesan WA dari Jayapura terkait kebenaran oknum anggota TNI terlibat memodifikasi tengki mobil untuk mengisi BBM di salah satu APMS di Kota Wamena.

Katanya singkat “tidak [bukan anggota TNI],” tukas Dandim Jayawijaya kepada suarapapua.com, Sabtu (25/9/2021).

 

Pewarta: Onoy Lokobal

Editor: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

Pasukan TPNPB 36 Kodap Berduka Atas Berpulangnya Jenderal Matias Wenda

0
“Secara resmi pada hari ini Senin, 14 April 2025 dari pengendali manajemen markas pusat komando nasional TPNPB mengumumkan duka nasional kepada semua pihak atas meninggalnya Jenderal Mathias Wenda, sebagai pejuang sejati kemerdekaan bangsa Papua yang telah mempertaruhkan seluruh hidupnya demi perjuangan bangsa dan tanah air West Papua.”

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.