WAMENA, SUARAPAPUA.com — Turnamen mini sepak bola dalam rangka festival Rumput Mei tahun 2024 yang diselenggarakan pemerintah provinsi Papua Pegunungan, akhirnya milik Waligi FC setelah di partai final menang 1-0 atas Gas FC.
Dalam pertandingan yang berlangsung di lapangan sepak bola Gunung Susu Wamena, kabupaten Jayawijaya, Senin (20/5/2024) sore, Waligi FC menyudahinya dengan kemenangan tipis .
Akia Wenda, pelatih Waligi FC, mengatakan, partisipasi timnya berakhir menyenangkan karena bisa keluar sebagai juara satu turnamen sepak bola.
“Kami bersyukur karena dari awal sampai terakhir kami melewatinya dengan cukup berat, tetapi karena pertolongan Tuhan, kami bisa juara satu. Tanda-tanda kemenangan terlihat dari sejak 16 besar sampai kami masuk partai grand final ini menang. Kemenangan hari ini, 1-0 juga kemenangan tidak terduga, dan kami merasa ini berkat Tuhan,” tuturnya.
Akia berharap, tim-tim yang kalah jangan menyerah karena kalah menang itu hal biasa dalam pertandingan.
“Jangan karena kalah jadi berhenti sampai di sini. Tidak. Kita tetap saling mendukung, lebih serius berlatih dan tetap jaga sportivitas agar nantinya kita hasilkan pemain-pemain muda berbakat provinsi Papua Pegunungan,” kata Akia.
Wenda juga ucapkan terima kasih kepada pemerintah provinsi Papua Pegunungan yang telah mewadahi klub-klub sepak bola mengambil bagian dalam turnamen ini.
“Dengan begini generasi muda tampilkan bakat bermain bola dan kita terus memotivasi adik-adik tetap bersemangat kembangkan potensinya. Di provinsi baru ini harus prioritaskan hal-hal begini,” tandasnya berharap.
Ambrosius Wenda, ketua panitia turnamen mini sepak bola festival Rumput Mei 2024, mengapresiasi pemerintah provinsi Papua Pegunungan yang telah mempercayakan pihaknya untuk merancang dan menyelenggarakan turnamen sepak bola di lapangan mini Gunung Susu.
Dalam turnamen ini banyak lika-liku dihadapinya. Satu diantaranya masalah kondisi lapangan yang belum layak digunakan. Banyak tim bahkan tak setuju dengan lapangan yang tergenang air akibat hujan.
“Soal lapangan, benar. Tetapi kita telah lalui semuanya sampai pada pertandingan final. Ini karena campur tangan Tuhan,” ucapnya.
Kata Ambrosius, rangkaian pertandingan berlangsung lancar dengan semangat luar biasa, bahkan euforia penonton pun sangat luar biasa. Setiap pertandingan turut menghibur warga sekaligus memberi motivasi buat generasi penerus di kelompok usia dini.
Diakuinya, Wamena sebagai gerbang dari wilayah adat Lapago belakangan vakum dengan aktivitas olahraga yang satu ini. Tak ada pertandingan ataupun turnamen sepak bola, Wamena berubah seakan-akan daerah rawan dan tidak ada kegiatan apapun.
“Dengan turnamen seperti ini kita bisa membangkitkan olahraga sepak bola. Semua anak muda terkumpul dalam setiap tim dan masing-masing skill individu menjadi satu kekuatan di lapangan hijau untuk memberikan hiburan kepada semua penonton. Sepak bola itu menyatukan kita semua dari berbagai perbedaan,” tuturnya mengakui.
Ambrosius menyebut seluruh tim yang bertanding cukup bagus walaupun pemain terpencar datang ke tempat bertanding untuk tampilkan skill yang dimilikinya. Hal ini mesti terus dilanjutkan di waktu mendatang.
“Ini satu event luar biasa. Banyak pemain luar biasa punya bakat, dan itu kedepannya mereka bisa memperkuat tim dari delapan kabupaten, seperti Persiwa, Persitoli, Persilanny, Yahukimo FC, Persiyali, dan klub lainnya untuk berlaga di kompetisi liga tiga,” harap Ambrosius.
Turnamen ini pertama kali diselenggarakan di kabupaten Jayawijaya pada tahun ini atas dukungan pemerintah provinsi Papua Pegunungan.
Ambrosius mengaku kegiatan Rumput Mei dilakukan di Wamena, berharap nantinya event tersebut harus dimunculkan setiap tahun.
“Satu bagian ini kiranya akan mendukung semua aspek lainnya. Jadi, kita tidak bisa lewatkan kesempatan seperti ini,” imbuhnya. []