ArsipJubir KNPB: Ibadah Tetap Dilangsungkan

Jubir KNPB: Ibadah Tetap Dilangsungkan

Rabu 2013-05-01 11:14:15

PAPUAN, Jayapura — Juru Bicara Komite Nasional Papua Barat (KNPB), Wim Medlama, mengaku kesal dengan tindakan pemerintah Indonesia yang menurunkan aparat keamanan dengan kekuatan besar untuk membatalkan ibadah peringatan 5O tahun aneksasi Papua ke dalam Negara Republik Indonesia.

“Ibadah tetap kami lakukan, walaupun lapangan Theys Hiyo Eluay di Sentani dipakai aparat TNI/Polri untuk kegiatan bakti sosial.

Kami sangat menyesalkan tindakan Gubernur, Kapolda, dan Kodam XVII/Cenderawasih Papua yang menurunkan aparat dengan kekuatan penuh untuk halau dilangsungkannya aksi, padahal ini hanya ibadah biasa saja,” ujar Medlama, kepada suarapapua.com, Rabu (1/5/2013) siang.

Wim juga menyesalkan sikap arogansi aparat keamanan yang memaksa beberapa massa aksi untuk tidak mengikuti jalannya ibadah di kampung harapan, termasuk melarang dilakukannya ibadah.

“Kami punya hak untuk ibadah. Kenapa aparat  harus melarangnya, kelompok yang lain di ijinkan ibadah, termasuk demonstrasi, kenapa kami di larang, kami juga warga sipil,” urai Medlam dengan kesal.

Sebelumnya, seperti ditulis media ini, KNPB bersama massa rakyat Papua Barat rencananya, pagi tadi, akan melangsungkan ibadah di lapangan makam Theys Hiyo Eluay di Sentani.

Namun, aparat keamanan telah lebih dulu menempati lapangan tempat ibadah, (baca: Lapangan Makam Theys Dipakai Polres Jayapura Gelar Bakti Sosial), sehingga KNPB batal menggelar ibadah di lapangan, dan memindahkannya ke Kampung Harapan.

OKTOVIANUS POGAU

Terkini

Populer Minggu Ini:

Orang Mee dan Moni Saudara, Segera Hentikan Pertikaian!

0
“Kami tegaskan, jangan terjadi permusuhan sampai konflik diantara orang Mee dan Moni. Semua masyarakat harus tenang. Jangan saling dendam. Mee dan Moni satu keluarga. Saudara dekat. Cukup, jangan lanjutkan kasus seperti ini di Nabire, dan di daerah lain pun tidak usah respons secara berlebihan. Kita segera damaikan. Kasus seperti ini jangan terulang lagi,” ujarnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.