ArsipMesak Iek: Pemprov Harus Siapkan Jalan Darat untuk Transportasi

Mesak Iek: Pemprov Harus Siapkan Jalan Darat untuk Transportasi

Rabu 2015-08-19 07:31:25

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Setelah terjadi peristiwa jatuhnya Trigana Air, salah satu dosen Fakultas Bisnis dan Ekonomi Uncen, Papua, Dr. Mesak Iek meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) untuk menyiapkan jalan transportasi darat sebagai jalur menuju pegunungan tengah.

“Karena ke wilayah pegunungan tengah masyarakat hanya menggunakan transporasi udara saja selama ini,” kata Dr. Mesak Iek, yang juga pengamat transportasi, kepada wartawan, Rabu (19/8/2015).

 
Menurut Mesak, sebagai penanganan keamanan agar tidak terjadi lagi tragedi jatuhnya pesawat, perlu ada upaya dari Pemprov dan Pemda untuk menyiapkan infrastruktur transportasi darat.

 
Ia juga meminta kepada awak penerbangan agar diatas jam 12.00 WIT tidak perlu terbang ke kawasan pegunungan tengah Papua.

“Karena situasi iklim kadang naik-turun, khususnya di daerah pegunungan tengah,” katanya.

Ia menduga, kemungkinan jatunya pesawat Trigana Air karena target keberangkatan penumpang Jayapura-Oksibil yang harus dikejar.

“Untuk melakukan penerbangan, mestinya pilot harus berpengalaman kurang-lebih 5 tahun. Kemudian, bisa membawa pesawat,” katanya.

Jika tidak berpengalaman, lanjut Dosen USTJ ini, lebih baik tidak usah coba-coba menerbangkan pesawat udara di Papua.

 
“Karena situasi iklimnya kadang tidak stabil,” ujar Mesak.

Ia meminta kepada Pemrov dan Pemda agar jalan darurat perlu disiapkan, seperti jalan darat di daratan pegunungan tengah.

 

Editor: Oktovianus Pogau

DELPIERO GOBAI

Terkini

Populer Minggu Ini:

Nasionalisme Papua Tumbuh Subur di Tengah Penjajahan

0
Ternyata pendidikan dan pengajaran Pancasila, P4 dan sejarah Indonesia yang diajari oleh para guru di bangku sekolah tidak menghapus nasionalisme Papua merdeka. Justru anak-anak muda Papua ini semakin memahami jati diri mereka, identitas mereka, juga memahami dengan baik penjajahan Indonesia yang sedang terjadi di atas Tanah Papua dari tahun 1960-an.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.