Sabtu 2014-12-27 08:26:15
JAKARTA, SUARAPAPUA.com — Sekretaris Kabinet, Andi Widjajanto mengatakan, Presiden Joko Widodo telah bertemu dengan penentang kedatangan Presiden ke Papua, dan telah menyampaikan alasan memilih diam terkait peristiwa penembakan di Paniai.
Menurut rencana, Presiden Jokowi akan menghadiri perayaan Natal di Papua pada 27-28 Desember 2014. Namun protes dilayangkan sejumlah aktivis atas rencana Jokowi berkunjung ke Papua karena sikap diam pemerintah atas penembakan empat warga sipil di Paniai, Papua pada awal Desember lalu.
Menanggapi kritik dan protes itu, Andi mengatakan, Presiden sudah bertemu dengan Ketua Sinode Kemah Injil Papua Benny Giay di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (26/12/2014).
Â
Kelompok ini salah satu yang menentang dan mengkritik rencana kunjungan Jokowi ke Papua. (Baca: Aparat TNI/Polri Tembak Mati Empat Warga Sipil di Kabupaten Paniai).
"Sudah berbicara langsung dengan Presiden menjelaskan alasan penolakannya di antaranya bahwa presiden tidak mengeluarkan pernyataan apa-apa tentang kekerasan di Paniai. Sudah dijelaskan presiden," kata Andi, ditulis Kompas.com, seusai pertemuan Presiden dengan KWI, PGI, dan Benny Giay, malam Sabtu.
Andi mengungkapkan, Presiden menjelaskan bahwa pemerintah saat ini masih menunggu investigasi lengkap dari TNI, Polri, dan tim independen. (Baca: Pimpinan Gereja Tolak Rencana Presiden Jokowi Hadiri Perayaan Natal di Papua).
"Presiden menyatakan bahwa memang Presiden memilih secara sadar untuk tidak mengeluarkan pernyataan tentang kekerasan tersebut, karena Presiden ingin betul-betul mencari satu solusi permanen untuk tanah Papua yang damai. Presiden tak ingin hanya melakukan pernyataan saja," kata Andi.
Terima tiga laporan
Menurut Andi, pemerintah sudah menerima tiga laporan kasus Paniai dari pihak independen yakni Sinode Kemah Injil Papua, Komisi Nasional Perempuan, dan Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI). Dari laporan-laporan itu, kata Andi, ada indikasi aparat melakukan tindakan di luar komando.
"Laporan awalnya mengindikasikan ada tindakan di luar komando yang dilakukan oleh aparat TNI/Polri. Ada kemungkinan bahwa senjata dan amunisi yang menewaskan warga juga berasal dari milik TNI/Polri," kata dia.
Namun, pemerintah belum bisa mengambil sikap karena temuan itu harus diuji ke tahap analisis forensik yang masih berlangsung. (Baca: Lagi, Satu Warga Paniai Tewas Ditembak TNI/Polri; Korban Jadi Lima Orang).
Andi juga menjelaskan bahwa muncul keinginan kelompok independen agar pemerintah membentuk tim pencari fakta seperti Komite Penyelidik Pelanggaran HAM (KPP HAM). Namun, Jokowi belum memberikan jawaban atas permintaan itu. (Baca: Kado Natal Jokowi-JK untuk Papua, 5 Warga Paniai Tewas Ditembak TNI/Polri).
"Presiden menunggu dan ingin mendengar sendiri dari warga Papua. Sehingga saya sendiri tidak tahu apa yang ada di isi kepala Beliau. Kita tunggu saja tiga hari ke depan selesai kunjungan ke Papua," kata Andi. (Baca: Ini 5 Nama Korban Tewas, dan 2 Korban Luka Kritis di Paniai).
Â
Sebelumnya, Ketua Sinode Gereja Kemah Injil (Kingmi) di tanah Papua, Pdt. Dr. Benny Giay, melangsungkan pertemuan dengan Presiden Jokowi, dan membicarakan sejumlah persoalan di tanah Papua. (Baca: Presiden Jokowi Temui Benny Giay dan Sejumlah Pimpinan Gereja Sebelum ke Papua).
Â
OKTOVIANUS POGAU