Tanah PapuaMamtaKibarkan Bendera BK, Polda Papua Tahan Tujuh Orang

Kibarkan Bendera BK, Polda Papua Tahan Tujuh Orang

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, peringatan 1 Desember sebagai hari embrio kemerdekaan West Papua tahun ini diwarnai aksi pengibaran bendera Bintang Kejora di tiang Gedung Olahraga (GOR) Cenderawasih, Kota Jayapura, tak jauh dari markas Polda Papua.

Informasi yang dihimpun dari sejumlah sumber, pengibaran bendera Bintang Kejora dilakukan oleh enam anak muda Papua, Rabu (1/12/2021) pada Pukul 12.48 WIT.

Baca Juga:  Freeport Indonesia Dukung Asosiasi Wartawan Papua Gelar Pelatihan Pengelolaan Media

Enam orang mahasiswa itu masing-masing Malvin Yobee, Ambrosius Elopere, Devio Tekege, Luis Sitok, Maksi Youw, dan Ernest Matuan.

Awalnya, mereka mempersiapkan atribut aksi, dan mengibarkan bendera Bintang Kejora di tiang bendera yang ada di halaman GOR Cenderawasih.

Usai pengibaran, enam mahasiswa tersebut membentangkan satu spanduk berisi tuntutan, juga membawa satu bendera berukuran kecil sambil berjalan ke arah Polda Papua.

Baca Juga:  PAHAM Papua Desak Komnas HAM dan Pangdam XVII Investigasi Video Penganiayaan Warga Sipil Papua

Spanduk itu bertuliskan: “Self Determination for West Papua! Stop militerism in West Papua! Welcoming United Nations High Commissioner for Human Rights to West Papua”.

Aparat kepolisian menangkap para pengibar setelah berhenti di depan pintu markas Polda Papua untuk berorasi menyampaikan aspirasinya.

Emanuel Gobay, direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Papua, membenarkan penahanan enam mahasiswa itu. Menurut Emanuel, saat ini ia sedang mendampingi kliennya.

Baca Juga:  Atasi Konflik Papua, JDP Desak Pemerintah Buka Ruang Dialog

“Mereka masih diinterogasi,” singkatnya.

Chris Dogopia mengabarkan, selain enam orang pengibar bendera Bintang Kejora, ikut ditahan satu pemuda lainnya, Zode Hilapok.

REDAKSI

Terkini

Populer Minggu Ini:

10 Nakes Mimika Ikuti Konferensi Internasional Neurovaskular

0
“Dengan mengikuti konferensi ini membantu mereka mendapatkan insight terkini mengenai pengetahuan dan teknologi Neurovaskular serta membangun jejaring dengan pakar-pakar di tingkat nasional dan dunia,” katanya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.