ArsipYayasan Somatua Hadiri Pameran Pariwisata Internasional di London

Yayasan Somatua Hadiri Pameran Pariwisata Internasional di London

Selasa 2014-11-04 20:32:30

LONDON, SUARAPAPUA.com — Yayasan Somatua Intan Jaya, yang dipimpin oleh Maximus Tipagau, dikabarkan menghadiri acara “Word Travel Market Program” atau program pameran wisata bertafar internasional, yang selenggarakan di London, Inggris, sejak tanggal 3–6 November 2014.

“Dalam acara ini saya tampilkan foto-foto Puncak Cartensz di Kampung Ugimba, Kabupaten Intan Jaya, Papua. Saya ingin tunjukan kepada masyarakat internasional di London, kalau Papua itu surganya dunia, dan patut dikunjungi,” kata Maximus Tipagau, kepada suarapapua.com, Senin (3/11/2014) sore, dari London, Inggris.

 

Menurut Tipagau, Yayasan Somatua yang ia pimpin selama ini telah memiliki sebuah biro perjalanan yang disebut dengan “Adventure Cartensz”, dan telah mengajak ratusan wisatawan asal Amerika, Inggris, Jerman, Austria, Amerika, Australia, dan beberapa negara di Asia untuk mendaki ketinggian Puncak Cartensz.

 

“Puncak Cartenz merupakan salah satu puncak tertinggi yang ditutupi salju, dan sudah dikenal luas di dunia. Saya juga menyampaikan rute-rute perjalanan dari Jakarta ke Puncak Cartensz, agar memudahkan para wisatawan untuk berkunjung,” tegasnya.

 

Tipagau menambahkan, dalam perjalanan ke London, Inggris, ia datang bersama-sama dengan rombongan Kementerian Pariwisata dari Jakarta, yang akan membicarakan pariwisata Indonesia secara menyeluruh.

 

“Tapi saya pergi dengan biaya pribadi. Saya memang berharap ada dukungan dari Pemerintah Daerah Intan Jaya dan Pemerintah Provinsi Papua, apalagi saya datang membawa nama Papua, dan Intan Jaya, saya memang sedikit menyayangkan tidak adanya dukungan,” kata Tipagau, yang sejak muda telah fasih berbahasa Inggris.

 

Ditambahkan, ia juga akan tampil menjadi salah satu pembicara dalam acara yang diselenggarakan selama tiga hari, dengan menghadirkan peserta dari ratusan negara di dunia, dan juga menghadirkan para pakar pariwisata.

 

“Ada banyak Menteri-Menteri Pariwisata dari berbagai negara yang juga akan hadir. Para pakar wisata, dan wartawan wisata juga turun diundang. Saya juga termasuk menjelaskan tentang keindahan wisata laut di Raja Ampat, wisata patung ukiran di Kabupaten Asmat, serta acara budaya dan adat yang biasa disebut Festifal Lembah Baliem di Wamena," jelas Tipagau.

 

Tidak lupa, Tipagau juga menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, dan panitia penyelenggara di London, Inggris, yang telah mengundangnya, apalagi ia merupakan satu-satunya orang Papua yang diundang.

 

“Saya kira ini forum yang baik dan bagus, karena dihadiri oleh berbagai kantor berita wisatawan. Berharap Papua dapat dikenal, dan dapat dikunjungi, saya ingin tegaskan kepada mereka semua bahwa Papua adalah surganya wisatawan, karena itu pantas dan layak dikunjungi,” tegasnya.

 
Dalam laman resmi panitia penyelenggara, WTM London mengatakan, acara yang digelar bertujuan mengukur dampak perjalanan pariwisata; memastikan pembangunan infrastruktur yang memadai, dan perencanaan; juga bagaimana mempromosikan acara lingkungan yang berkelanjutan; dan cara mempromosikan keterlibatan masyarakat dan berinvestasi dalam modal manusia dan parisiwata.

 

Di hari pertama, Max Foster, wartawan CNN International akan menjadi moderator, dengan pembicara Hon. Mr Derek Hanekon, Menteri Pariwisata Afrika Selatan, H.E. Ibu Karboul, Menteri Pariwisata Tunisia, Mr Hamad A. Al-Sheikh, Wakil Presiden Pemasaran dan Program, Komisi Saudi untuk Pariwisata dan Purbakala (SCTA), H.E. Mr Vinícius Nobre Lages, Menteri PariwisataBrasil, H.E. Dr. Wykeham McNeill, Menteri Pariwisata dan Hiburan Jamaika.

 

OKTOVIANUS POGAU

Terkini

Populer Minggu Ini:

Orang Mee dan Moni Saudara, Segera Hentikan Pertikaian!

0
“Kami tegaskan, jangan terjadi permusuhan sampai konflik diantara orang Mee dan Moni. Semua masyarakat harus tenang. Jangan saling dendam. Mee dan Moni satu keluarga. Saudara dekat. Cukup, jangan lanjutkan kasus seperti ini di Nabire, dan di daerah lain pun tidak usah respons secara berlebihan. Kita segera damaikan. Kasus seperti ini jangan terulang lagi,” ujarnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.