ArsipTolak Keputusan Rapat Senat, Mahasiswa FK Uncen Kembali Demo

Tolak Keputusan Rapat Senat, Mahasiswa FK Uncen Kembali Demo

Selasa 2014-07-08 10:30:00

PAPUAN, Jayapura — Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih (FK Uncen), Selasa (7/8/2014) siang tadi, kembali melakukan aksi demonstrasi damai di depan gedung FK Uncen, terkait hasil keputusan rapat senat Fakultas yang tak mengindahkan tuntutan mahasiswa.

“Kami dari awal menuntut dekan FK Uncen, Paulina Watofa diganti, tetap hasil keputusan rapat senat Fakultas kemarin adalah tetap mempertahankan beliau, ini yang kami mau protes dan demo saat ini,” ujar Koordintor aksi, Benyamin Lagowan, kepada suarapapua.com, di sela-sela aksi.  

 

Dalam pembahasan rapat senat yang digelar 7 Juli 2014 kemarin, menurut Benyamin, banyak arugmen-argumen dari Pembantu Rektor II, maupun para dosen yang menunjukan keberpihakannya kepada Dekan FK, sembarai mengabaikan tuntutan mahasiswa.

 

“Rektor Uncen yang lamban mengambil keputusan menjadi penyebab semua ini. Terlihat jelas bahwa ada keberpihakan kepada ibu dekan. Kami kemarin sempat demo di rektorat memprotes keputusan tersebut, dan sekarang kami lanjut demo disini,” tegasnya.

 

Terkait hasil temuan tim investigasi yang dibentuk oleh lembaga Uncen sebulan lalu,kata Benyamin, ditemukan beberapa permasalahan, seperti pertanggung jawaban keuangan yang tidak jelas, sarana-prasarana yang tidak menunjang, manajemen yang amburadul, dan temuan-temuan lainnya.

 

Kata Benyamin, menyangkut keuangan, ditemukan beberapa laporan pertanggung jawab dari dekan FK langsung kepada pemerintah provinsi Papua, tidak lewat lembaga Uncen, juga ditemukan pungutan-pungutan liar (Pungli) dari mahasiswa kepada fakultas.

 

“Soal keuangan disini memang ada banyak yang tidak jelas. Karena itu kami mahasiswa FK Uncen dari awal sudah bersepakat agar ibu dekan diganti saja, karena masih banyak orang yang bisa memimpin kami,” tegas Benyamin.    

 

Menurutnya, mahasiswa yang melakukan aksi demonstrasi tidak menerima keputusan rektor dalam rapat senat kemarin, dan dengan tegas menolaknya.  

 

“Padahal kalau dilihat hasil temuan-temuan sudah jelas, ada indikasi pelanggaran dan harus diganti. Kami ingin menyatakan bahwa menolak tegas keputusan rapat senat kemarin,” tegasnya lagi.

 

Pihaknya juga menuntut rektor dapat memfasilitasi sebuah pertemuaan antara mahasiswa, lembaga Uncen, Dekan FK dan pemerintah Provinsi Papua.

 

“Tim yang dibentuk oleh bapak Gubernur Papua, yang diketuai oleh bapak dr. Allo Giay juga sudah temukan beberapa indikasi pelanggaran, salah satu dari rekomendasi mereka adalah dekan FK Uncen diminta kembali ke Dinas Kesehatan Provinsi, yang artinya tidak menjabat sebagai dekan FK,” tegas Benyamin.

 

Jika tuntutan mahasiswa tidak dipenuhi, menurut Benyamin, dirinya bersama seluruh mahasiswa FK akan terus melakukan aksi demo dan pemalangan, dan menuntut proses perkuliahan untuk segera dihentikan total.

 

“Karena besok tanggal 9 Pilpres jadi kami tidak akan demo, tapi di tanggal 10 kami akan kembali demo tutup kampus Uncen seluruhnya."

 

"Kebetulan dihari yang sama utusan dari Kementerian Pendidikan Nasional, bagian Pendidikan Tinggi akan datang, jadi kami ingin  mereka lihat aspirasi kami juga,” tegasnya. 

 

Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Fredrik Sokoy, ketika dihubungi media menjelaskan, tidak ada satu sumber kekuatan hukum yang bisa dipakai pihak lembaga untuk menurunkan Dekan FK Uncen, sehingga tuntutan mahasiswa tidak direspon dalam rapat senat Fakultas kemarin.

 

"Hasil temuan tim investigas juga tidak ditemukan bukti pelanggaran yang sangat kuat, yang bisa dijadikan kebijakan untuk mengeksekusi posisi ibu dekan, sehingga dia tetap dipertahankan," kata Sokoy, via telepon seluler.

 

Sokoy mengakui, dekan FK Uncen memang pernah dijatuhi hukuman ditahun 2009 lalu, namun telah dijalaninya hingga tuntas, karena yang bersangkutan dihukum hanya satu tahun tiga bulan saja.

 

"Hukuman itu sudah dilewati, kita tidak bisa menggunakan surat itu sebagai instrument untuk mengeksekusi dia, karena dia sudah jalani hukuman, dan tidak mungkin kita pakai untuk menghukumnya lagi," jelas Sokoy. 

 

Yang disimpulkan dalam rapat senat fakultas terkait persoalan FK Uncen, lanjut Sokoy, perlu dilakukannya reformasi di tingkat manajamen, dan perlu dilakukan pendampingan.

 

"Kita sudah tetapkan enam orang untuk dampingi ibu dekan selama menjabat. Tiga orang dokter senior, dan tiga orang dari Uncen," jelasnya.

 

Menurut Sokoy, pendampingan dilakukan untuk menata bidang akademiki, soal manajemen keuangan, dan fasilitas yang selama ini dinilai tidak layak untuk mahasiswa.

 

"Tiga hal diatas merupakan syarat utama berjalannya proses belajar mengajar, karena itu ada yang akan mendampingi ibu dekan. Dokter senior seperti pak Tigor Silaban, dan beberapa dokter senior lainnya," ujar Sokoy.

 

Untuk melihat foto-foto aksi demo mahasiswa FK Uncen tadi silakan kunjungi : "Lagi, Mahasiswa FK Uncen Demo Tuntut Dekan Diganti". 

 

 

 

OKTOVIANUS POGAU

Terkini

Populer Minggu Ini:

DKPP Periksa Dua Komisioner KPU Yahukimo Atas Dugaan Pelanggaran KEPP

0
“Aksi ini untuk mendukung sidang DKPP atas pengaduan Gerats Nepsan selaku peserta seleksi anggota KPU Yahukimo yang haknya dirugikan oleh Timsel pada tahun 2023. Dari semua tahapan pemilihan komisioner KPU hingga kinerjanya kami menilai tidak netral, sehingga kami yang peduli dengan demokrasi melakukan aksi di sini. Kami berharap ada putusan yang adil agar Pilkada besok diselenggarakan oleh komisioner yang netral,” kata Senat Worone Busub, koordinator lapangan.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.