ArsipJDP : Muridan Tokoh Perdamaian Papua

JDP : Muridan Tokoh Perdamaian Papua

Kamis 2014-03-13 11:40:45

PAPUAN, Jayapura— “Kami keluarga besar Jaringan Damai Papua (JDP), baik anggota, simpatisan, maupun pendukung JDP, menyampaikan rasa  duka dan belasungkawa  yang mendalam atas meninggalnya Pak Dr. Muridan Sastro Widjojo, Koodinator JDP di Jakarta, 7/3 2014.Pak Muridan selama hidupnya sudah memberikan banyak bahkan sudah serahkan seluruh hidupnya untuk papua.

Hal ini diungkapkan oleh koordinator Jaringan Damai Papua, Dr.Neles Kebadabi Tebay, Pr kepada wartawan pada Rabu (12//2014) di Padang Bulan, Jayapura, Papua.

“Kami merasa kehilangan seorang tokoh perdamaian Papua. Pak muridan tidak bisa dipisahkan dari perjuangan demi perdamaian di Tanah Papua. Dia memperjuangkan perdamaian Papua bukan karena dia orang Papua atau karena hidup di Tanah Papua. Bukan juga demi mengumpulkan harta, atau mengejar jabatan politik tertentu.

Dia bekerja bukan mencari sesuap nasi. Dia tidak pernah meminta pengakuan atas karyanya bagi Papua. Dia juga tidak pernah mengemis kepercayaan terhadap dirinya. Sekalipun dia bukan orang Papua dan tidak hidup di Tanah Papua, dia melibatkan diri dalam upaya menciptakan perdamaian di Papua, secara suka rela, tanpa paksaan dan tekanan, dengan motivasi yang luhur dan murni, dan demi tujuan yang mulia,” Ungkap pater yang memiliki nama lengkap Neles Kebadabi Tebay mengenang.

Menurut Pater Neles, Muridan itu orang yang selalu gelisah sepanjang hidupnya hanya untuk mewujudkan mimpinya yaitu mewujudkan Papua sebagai tanah damai.

“Dia hanya ingin agar semua orang yang hidup di Tanah Papua mengalami perdamaian dan untuk itu masalah Papua diselesaikan juga secara damai yakni melalui dialog Jakarta-Papua. Demi perdamaian Papua, dia bersedia bertemu dan berdiskusi dimana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja.

Karena motivasinya yang murni dan tujuannya yang luhur, maka dia telah berhasil menghadapi dan mengalahkan segala tuduhan yang tidak benar, tekanan, dan ancaman dari berbagai pihak terkait perjuangannya demi perdamaian,” Ungkap Kebadabi Tebay.

“Dia memperjuangkan perdamaian ini secara konsisten, baik waktu sehat maupun waktu sakit. Bekerja secara konsisten dengan motivasi dan tujuan yang mulia, banyak pihak, pada akhirnya, mengakui kemurnian perjuangannya, kebesaran hatinya, dan dalamnya komitmen pribadi dalam bekerja demi Papua,” Ungkap Pater Neles mantan rektor STFT sedih.

“Dia tidak akan hadir secara fisik bersama kami. Tetapi semangatnya akan terus bersama kami dan menjadi kekuatan bagi kami. Dia telah pergi, tetapi perjuangannya tidak akan berakhir.  Kami akan memperingati hidup dan karyanya, pengorbanannya, serta perjuangannya, dengan cara melanjutkan perjuangan yang telah dia mulai hingga akhir hayatnya yakni menciptakan Papua Tanah Damai melalui dialog antara penduduk Papua dan dialog Jakarta-Papua,” Pungkas Koordinator JDP ini kepada wartawan.

 

 

ARNOLD BELAU

Terkini

Populer Minggu Ini:

Aktivitas Belajar Mengajar Mandek, Butuh Perhatian Pemda Sorong dan PT Petrogas

0
“Jika kelas jauh ini tidak aktif maka anak-anak harus menyeberang lautan ke distrik Salawati Tengah dengan perahu. Yang jelas tetap kami laporkan masalah ini sehingga anak-anak di kampung Sakarum tidak menjadi korban,” pungkasnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.