Selasa 2015-01-06 17:35:30
JAKARTA UTARA, SUARAPAPUA.com — Panglima Divisi Infanteri 1 Kostrad Mayjen TNI Edy Rahmayadi melepas prajurit Kostrad dari Batalyon Infanteri 303 Raider dari Pelabuhan Kolinlamil, Jakarta Utara, Selasa (06/01/2014).
Seperti ditulis merdeka.com, Batalyon Infanteri 303 Raider yang bermarkas di Cikajang Kabupaten Garut Jawa Barat dan dikirimkan ke daerah penugasan pengaman daerah rawan Papua dan Papua Barat
Â
Pangdivif 1 Kostrad meminta kepada prajurit Yonif 303 Raider agar senantiasa berpedoman kepada Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan 8 Wajib TNI dalam setiap melaksanakan tugas. Terutama dalam melakukan pendekatan kepada warga masyarakat setempat.
Â
Edy juga berpesan agar masing-masing pribadi menjaga kesehatan dan memperhatikan faktor keamanan selama melaksanakan tugas di daerah operasi.
Â
"Pelajari secara mendalam adat istiadat dan kebiasaannya orang Papua," kata Edy.
Â
Dengan menggunakan KRI Tanjung Kambani no lambung 971, dipimpin Komandan Batalyon Infanteri 303/R Kostrad Letkol Inf Iwan Setiawan sebanyak 500 orang prajurit akan bertugas selama enam bulan Papua dan Papua Barat.
Â
Pangdivif 1 berpesan agar pasukan menjaga nama baik Kostrad saat bertugas dan mematuhi standar operasi yang berlaku.
Â
"Pasukan harus bertugas dengan baik dan jangan bertindak melanggar hukum," ungkap Edy.
Â
Sementara itu, Anggota Unitied Liberation Movement for West Papua (ULMWP), Jacop Rumbiak mengatakan, bahwa pihaknya sangat kecewa terkait dengan penembakan yang terjadi di Paniai pada 8 Desember 2014 kemarin.
Â
Rumbiak juga mengatakan TNI/Polri di Papua bukan mengamankan tetapi membunuh orang Papua. Mereka mereka yang ditembak kebanyakan anak usia SMA, negara sudah melakukan pelanggaran HAM berat.
Â
“Saya sangat kecewa dengan insiden ini, TNI/Polri adalah aktor pembunuh orang Papua. Kasus Paniai adalah salah satu bukti TNI/Polri adalah pembunuh orang Papua,†ungkap Rumbiak.
Â
"TNI/Polri di Papua hingga sampai saat ini adalah aktor dari konflik Papua yang sampai saat ini tidak kunjung usai. Orang Papua bukan bangsa yang terus dibohonhi terus-menerus, rakyat Papua hanya ingin masalah Papua diselesaikan di tingkat Internasional yaitu PBB," tegas Rumbiak.
Â
MIKAEL KUDIAI