ArsipLP3BH Minta Jerman dan NGO HAM Internasional Pantau Proses Investigasi

LP3BH Minta Jerman dan NGO HAM Internasional Pantau Proses Investigasi

Jumat 2012-06-01 13:33:30

Hal ini disampaikan Yan Christian Warinussy Direktur Eksekutif LP3BH, dalam siaran pers yang dikirim kepada suarapapua.com, Jumat (1/6) siang tadi, dari Manokwari, Papua Barat.

Dikatakan, kasus tersebut adalah kasus kriminal (penembakan) atau bisa disebut sebagai upaya menghilangkan nyawa seseorang sebagaimana diatur dalam pasal 53 KUH Pidana juncto pasal 351 KUH Pidana tentang Penganiayaan dan juga bisa dihubungkan dengan pasal 170 KUH Pidana menggunakan kekerasan terhadap orang atau benda.

“Kendatipun demikian kami (LP3BH) melihat bahwa kasus penembakan ini memiliki hubungan yang tidak bisa dilihat berdiri sendiri dengan situasi di Indonesia, utamanya di Pemerintah Indonesia pasca Sidang Kelompok Kerja Universal Periodic Review [UPR] sessi ke-13 Dewan HAM PBB, Rabu (23/5) di Geneve-Swiss.

Saat itu Pemerintah Jerman sebagai salah satu Negara anggota Dewan HAM PBB yang sangat keras menyoroti mengenai Kebebasan Berekspresi, Kebebasan beragama dan akses bagi media internasional dan NGO (Non Governmental Organization) di Tanah Papua yang praktis tertutup selama ini. Sehingga peristiwa penembakan yang menimpa salah satu warga Negara Jerman di pantai Base G, Jayapura, Selasa (29/5) yang lalu bisa diindikasikan sarat nuansa politiknya,” kata  Warinussy.

Dikatakan Warinussy, LP3BH Manokwari sebagai salah satu NGO HAM yang bekerja di Tanah Papua mendesak Polri, dalam hal ini melalui Kapolda Papua untuk membuka akses bagi kehadiran media nasional dan internasional dalam mempublikaskan secara berimbang peristiwa tersebut dan proses investigasinya hingga menyeret pelakunya ke depan persidangan pengadilan yang fair dan adil serta berpihak bagi kepentingan hukum korban dan keadilan yang hidup dalam masyarakat dunia.

Disampaikan juga, Polri harus memberi perlindungan hukum bagi para saksi yang benar-benar melihat kejadian tersebut dan Polri harus berhati-hati terhadap beberapa orang saksi yang terlampau cepat memberikan keterangan yang menyatakan bahwa pelakunya tinggi, kekar, berkulit hitam, berambut gimbal kriting yang seperti diskenariokan oleh kelompok pelakunya untuk menjustifikasikan bahwa indikasi pelakunya adalah orang Papua.

“Ada saksi-saksi palsu yang hadirkan untuk memberikan keterangan bahwa pelakunya adalah kelompok sipil bersenjata di tanah Papua, milsanya TPN-OPM.

Ini model cerita lama yang sengaja dibuat untuk memberi kesan kepada Pemerintah Negara seperti Jerman bahwa warga negaranya tidak aman jika berkunjung kie Tanah Papua karena ada kelompok separatis yang bisa menjadikan mereka sebagai target untuk memperoleh perhatian dunia,” imbuhnya.

Selain itu, LP3BH juga ingin mengajak NGO di Tanah Papua melalui Forum Kerjasama (Foker) LSM Papua untuk memberikan perhatian serius dan terus memantau serta memberikan dukungan advokasi terhadap proses pengungkapan kasus ini secara jujur, fair, transparan dan adil bagi semua dengan membentuk Koalisi Bersama.

Diharapkan juga, kasus yang menimpa salah satu warga Negara Jerman ini akan menjadi jalan pembuka bagi Polri melalui Polda Papua untuk dapat segera mengungkap segenap tindakan kekerasan bersenjata yang selama tiga tahun terakhir ini terus-menerus terjadi bukan saja di kawasan yang jauh dari kota seperti Puncak Jaya, Nabire dan Wamena saja.

Warinussy juga meminta aparat untuk dapat menangkap pelaku penembakan yang selalu diberikan label Orang Tidak Dikenal (OTK), atau penembak bayaran, sebab aksi-aksi mereka terjadi di perkotaan.

“Kenapa Polisi susah menemukan proyektil maupun selongsong peluru di sekitar Tempat Kejadian Perkara [TKP], namun susah menemukan pelaku penembakan tersebut,” tanya Warinussy heran.

Berkenaan dengan itu, Menurut Warinussy, ada indikasi keterlibatan oknum aparat keamanan dalam sejumlah kasus tersebut hingga peristiwa yang menimpa warga Negara Jerman.

“Polisi harus mengungkapkan pelakunya, dan lakukan investigas secara professional layaknya system investigas criminal yang hanya dilakukan oleh institusi Polri,” tutup Warinussy.

Sementara itu, Jerman Dietmar Pieper (55) warga Jerman yang ditembak OTK di sekitar Pantai Base-G, Jayapura, Papua, dikabarkan akan diberangkan ke Singapura untuk mendapatkan perawatan lanjutan.

Aparat kepolisian di bawah pimpinan Wakapolda Papua, Brigjen Paulus Waterpauw sedang melakukan pengejaran terhadap pelaku penembakan yang diduga sebaga criminal bersenjata.

OKTOVIANUS POGAU

Terkini

Populer Minggu Ini:

Kondisi Kamtibmas di Papua Barat Daya Sedang Tidak Baik-baik Saja

0
"Jika kita belum mencari solusi untuk atasi masalah-masalah ini, maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi pencurian, begal hingga pemerkosaan di kabupaten yang lain juga," ujarnya mengkhawatirkan.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.