ArsipStefanus Ngadimin: Siswa yang Punya Minat Jadi Guru di Jayawijaya Sangat Minim

Stefanus Ngadimin: Siswa yang Punya Minat Jadi Guru di Jayawijaya Sangat Minim

Selasa 2015-02-10 16:06:30

WAMENA, SUARAPAPUA.com — Siswa-siswi di Kabupaten Jayawijaya, Papua, dipastikan tidak memiliki keinginan untuk menjadi seorang guru, terutama anak-anak putra-putri asli daerah Pegunungan Tengah Papua.

Hal itu terbukti dari survei yang dilakukan Stefanus Ngadimin, Direktur Sekretariat Eksekutif YPPK Fransiskus Assisi Kabupaten Jayawijaya, terhadap sejumlah siswa SMA Negeri I dan SMA YPPK Santo Thomas Wamena, Jayawijaya.

 

Berdasarkan survei yang dilakukan pada pertengahan tahun 2014, dari 270 responden siswa, hanya 16 siswa yang berkeinginan menjadi guru.

 

Itupun dibagi menjadi dua, siswa non-Papua sebanyak 9 siswa dan orang asli Papua atau OAP sebanyak 7 siswa.

 

Namun, dari 7 siswa asli Papua, ketika diajak tes selanjutnya guna mendapatkan beasiswa studi lanjut, hanya satu orang yang datang. Itupun, lanjut Ngadimin, setelah diuji tidak memenuhi syarat, maka tidak diberikan beasiswa studi lanjut.

 

Kata Ngadimin, survei tersebut dilakukan terhadap siswa-siswi kelas XII dari berbagai tingkatan umur yang memang terfokus pada siswa-siswi yang berminat menjadi seorang guru untuk melayani di daerah Pegunungan Tengah Papua.

 

Ngadimin mengungkapkan, kegiatan survei ini dilakukan karena melihat kebutuhan akan guru di daerah Pegunungan Tengah Papua, khususnya di Kabupaten Jayawijaya, sangat tinggi.

 

“Karena kami lihat di daerah ini semakin lama kebutuhan akan guru meningkat, tetapi ketersediaan akan guru berkurang."

 

"Maka survei ini dilakukan, supaya pihak-pihak terkait bisa memperhatikannya, juga agar dapat mendorong anak-anak kita di daerah ini menjadi guru setelah menyelesaikan pendidikan perguruan tinggi,” ujar Ngadimin.

 

Menurutnya, hasil survei tersebut sudah disampaikan kepada Bupati, Bappeda, dan Dinas-dinas terkait, hanya saja belum ditindaklanjuti oleh para pemegang kebijakan tersebut.

 

“Tetapi kami harap supaya Pemda atau dinas terkait untuk lebih memperhatikan anak-anak dari sisi pengetahuan, sehingga mereka bisa punya perhatian di bidang keguruan."

 

"Kita juga perlu tahu, guru sangat penting bagi perkembangan pendidikan di daerah ini,” pungkas Ngadimin, yang juga pengamat pendidikan di Jayawijaya.

 

Editor: Oktovianus Pogau

 

ELISA SEKENYAP

Terkini

Populer Minggu Ini:

Penghargaan Musik di Eropa untuk Black Brothers

0
Mereka memadukan alat musik tradisional dengan instrumen Barat. Personil Sangguma berjumlah tujuh orang dengan dua kreatornya Tony Subam (East Sepik Province) dan Sebastian Miyoni (Milne Bay Province).

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.