Selasa 2014-11-18 23:13:15
NABIRE, SUARAPAPUA.com — Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Papua, drh. Constant Karma mengaku bangga dengan perhelatan Musyawaran Besar (Mubes) pencegahan Minuman Keras (Miras) dan penanggulangan penyakit HIV/AIDS yang digelar masyarakat adat di wilayah Mee-Pago di Nabire, Papua.
“Saya lihat ada kesadaran besar di wilayah Mee-Pago tentang penyakit mematikan HIV/AIDS. Saya sangat bangga sekali ikut acara Mubes ini, sebuah kegiatan yang sangat luar biasa,†tegas Karma, Selasa (18/11/2014) di Gedung Gereja Katolik Kristus Raja, Siriwini, Nabire, Papua.
Â
Menurut Karma, masalah HIV/AIDS bukan masalah milik KPA, milik pemerintah, namun masalah semua masyarakat adat di tanah Papua, yang perlu dicarikan solusinya secara bersama-sama.
Â
“KPA selama ini hanya memberikan masukan saja, agar penyakit ini tidak menular dan menyerang masyarakat Papua, tetapi kami butuh dukungan dan kesadaran masyarakat di tanah Papua,†katanya.
Â
Mantan Sekertaris Daerah Papua ini juga mengatakan, menyelesaikan persoalan HIV/AIDS perlu dilakukan dengan berbicara dari hati ke hati, dengan saling mengingatkan agar persoalan tersebut dapat segera diatasi.
Â
“Saya percaya sekali dengan upaya-upaya yang dilakukan, termasuk melalui Mubes ini, apalagi kita buat dalam gedung gereja, saya yakin Tuhan akan memberkati kita melalui acara ini,†kata Karma.
Â
Karma juga memberikan apresiasi yang tinggi kepada para Kepala Dinas Kesehatan dari Paniai, Deiyai, Intan Jaya, Nabire, dan Dogiyai, yang telah mempresentasekan situasi HIV/AIDS di masing-masing wilayah dengan sangat baik.
Â
“Presentasi yang disampaikan para kepala dinas tadi luar biasa, saya yakin komitmen itu akan dapat diwujudkan, tentunya dengan saling mendukung dan bahu-membahu, ini sangat luar biasa,†tegasnya.
Â
Ditegaskan oleh mantan penjabat sementara Gubernur Papua ini, ia juga berencana mengajak masyarakat Biak dan Serui agar menggelar acara yang sama, agar pencegahan Miras dan HIV/AIDS dapat segera diatasi.
Â
“Saya akan berusaha dorong Biak dan Serui untuk menggelar acara seperti ini, agar masyarakat di wilayah tersebut dapat terselamatkan,†katanya.
Â
Sementara itu, mama Monika Zonggonau, tokoh perempuan dari wilayah Mee-Pago meminta agar pemerintah daerah segera mencabut semua ijin minuman keras yang ada di wilayah Mee-Pago.
Â
“Di pelabuhan karton-karton minuman keras masuk pake kapal, ijinnya harus dicabut, agar anak-anak saya tidak mabuk terus, setelah itu melakukan kejahatan sehingga terkena virus HIV/AIDS.â€
Â
“Saya sebagai orang tua capek melahirkan, tapi mereka tinggal kena penyakit, pemerintah harus memperhatikan ini, Miras salah satu pembunuh nomor satu di wilayah Mee-Pagi,†kata mama Monika.
Â
Mama Monika juga meminta dokter-dokter di Rumah Sakit untuk perketat pengamanan, karena banyak alkohol di rumah sakit yang beredar luas, sehingga membahayakan anak-anak muda Papua.
Â
“Saya juga himbau anak-anak supaya sadar dan tahu, kalau penyakit ini membunuh kita, karena itu saya minta dengan tegas ijin minuman dicabut saja,†harapnya.
Â
OKTOVIANUS POGAU